Jumat 07 Jun 2024 17:59 WIB

Kebakaran di Lahan Basah Brasil melonjak 980 persen

Pantanal adalah lahan basah tropis terbesar di dunia.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Neri dos Santos Silva (tengah) menyaksikan api yang mengancam peternakan tempatnya bekerja di kotamadya Nova Santa Helen, negara bagian Mato Grosso, Brasil, Jumat (23/8). Api itu bagian dari kebakaran yang terjadi di wilayah hutan Amazon.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Neri dos Santos Silva (tengah) menyaksikan api yang mengancam peternakan tempatnya bekerja di kotamadya Nova Santa Helen, negara bagian Mato Grosso, Brasil, Jumat (23/8). Api itu bagian dari kebakaran yang terjadi di wilayah hutan Amazon.

REPUBLIKA.CO.ID,BRASILIA -- Kebakaran di lahan basah Pantanal, Brasil sepanjang tahun ini melonjak sepuluh kali lipat. Tembus  ke tingkat tertinggi sejak 2020, ketika bioma itu dilanda kebakaran terburuk sejak pencatatan kebakaran hutan dilakukan.

Data satelit Institut Penelitian Ruang Angkasa Nasional (INPE) Brasil menunjukkan dari awal tahun hingga 5 Juni kebakaran di lahan basah Pantanal naik 980 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga

Angka ini memicu kekhawatiran menjelang musim panas yang biasanya meningkatkan resiko kebakaran hutan. Musim kebakaran hutan biasanya dimulai bulan Juli kemudian puncaknya terjadi di bulan Agustus dan September.  

"Tahun ini awal tahun terburuk bagi titik api rangkaian sejarah pada tahun 1998," kata koordinator intelijen wilayah lembaga swadaya masyarakat Brasil, Instituto Centro de Vida, Vinicius Silgueiro, Kamis (6/6/2024).

Organisasi konservasi Dana Dunia untuk Alam (WWF) mengatakan Pantanal adalah lahan basah tropis terbesar dan salah satu yang paling murni di dunia. Lahan ini terbentang di tiga negara Amerika Selatan yaitu Bolivia, Brasil, dan Paraguay serta menghidupi jutaan orang di sana dan masyarakat di lembah Sungai Rio de la Plata.

Pantanal yang luasnya sekitar 195,000 kilometer persegi merupakan rumah bagi jaguar, tapir, caiman, anaconda, dan trenggiling raksasa. Curah hujan yang rendah sejak akhir tahun lalu mengganggu banjir musiman yang biasa terjadi, sehingga membuat wilayah tersebut lebih rentan terhadap kebakaran.

"Apa yang paling mengkhawatirkan adalah bahkan di musim hujan kebakaran naik," kata Silgueiro.

Ia memperingatkan kemungkinan besar Pantanal akan kembali mengalami kekeringan parah. Terutama setelah Institut Meteorologi Nasional (INMET) Brasil memprediksi curah hujan di musim penghujan tahun ini 60 persen lebih rendah dari biasanya.

Lonjakan angka kebakaran terjadi setelah fenomena El Nino menunda musim penghujan di kawasan dan memicu 4.134 kebakaran bulan November lalu. Jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata kebakaran di bulan itu yang sebanyak 584 kebakaran.

Pada Rabu (5/6/2024) pemerintah Brasil menandatangani pakta dengan gubernur-gubernur di wilayah Pantanal dan Amazon untuk mengatasi kebakaran hutan. Negara Bagian Mato Grosso do sul yang sebagian besar wilayahnya di Pantanal sudah mengumumkan darurat lingkungan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement