Jumat 14 Jun 2024 19:30 WIB

Berkat EBT, Jepang Diprediksi Capai Kemandirian Energi pada 2060

Pemerintah Jepang ingin mengurangi penggunaan LNG dan batu bara.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
PLTS (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
PLTS (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- CEO perusahaan penelitian dan intelijen Rystad Energy, Jarand Rystad, memprediksi Jepang yang merupakan pembeli batu bara dan gas alam cair (LNG) akan swasembada energi pada 2060. Menurutnya, kemandirian energi akan tercapai apabila Negeri Sakura melanjutkan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan angin serta baterai penyimpanan listrik.

Jepang mengimpor sebagian besar sumber daya energinya dari Timur Tengah, Australia, dan Amerika Serikat (AS). Dalam strateginya, Pemerintah Jepang ingin mengurangi penggunaan LNG dan batu bara di pembangkit listrik tenaga campuran dari 60 persen saat ini menjadi 40 persen pada 2030 mendatang.  Namun pengamat menilai pergerakan Jepang terlalu lambat untuk mencapai target itu.

"Pola pikir Jepang adalah kami harus mengimpor energi karena kami tidak memiliki energi sendiri. Tapi dengan perkembangan teknologi energi terbarukan, saya pikir pernyataan itu tidak lagi benar,” kata Rystad, Jumat (14/6/2024).

Menurut Rystad, Jepang dapat swasembada energi pada 2060 dengan memiliki 45 persen energi dari pembangkit listrik tenaga surya, 30 persen tenaga angin, lima persen tenaga air, lima persen dari biomassa, dan sisanya disediakan tenaga nuklir sebanyak 15 persen untuk memenuhi semua kebutuhan energinya.

"Yang perlu Jepang lakukan adalah terus memasang panel surya sebanyak mungkin sebelum tahun 2020. Dari 2014, di saat-saat puncaknya anda memasang 10 sampai 12 gigawatt," kata Rystad.

Tahun lalu Jepang memasang 4 gigawatt tenaga surya baru. Kapasitas tenaga surya negara itu saat ini mencapai 87 gigawatt, terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan Amerika Serikat.

Rystad mengatakan, memadukan pertanian dengan panel surya yang juga memberikan keteduhan yang disukai beberapa jenis tanaman serta memasang panel surya di atap jalan raya merupakan salah satu solusi yang dapat memperluas penggunaan energi tenaga surya.

“Kombinasi energi matahari dan angin lepas pantai dan darat, panas bumi dan biomassa dengan cadangan kuat dari baterai dan pompa air, seharusnya memungkinkan Jepang untuk mencapai kemandirian energi dalam 40 tahun, atau bahkan pada tahun 2060,” katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement