REPUBLIKA.CO.ID, MINA--Dalam pelaksanaan ibadah haji ada haji mabrur ada haji Mardud. Haji mardud artinya yaitu haji yang ditolak.
"Arti mardud ialah tertolak," tulis KH Ahmad Chodri Romli dalam bukunya Ensiklopedi Haji dan Umrah.
KH Ahmad Chodri Romli menamsilkan, artinya Allah SWT tidak berkenan menerimanya ketika hal itu bisa saja terjadi karena beberapa hal sebagai berikut.
1. Mungkin niatnya salah. Misalnya niatnya hanya untuk mencari status sosial dalam kehidupan bermasyarakat atau riyaa ingin dipuji dan dihormati orang, atau mencari popularitas.
2. Mungkin bekalnya yang kurang bersih dari perkara haram.
3.Mungkin di dalam menjalankan manasik haji tidak sesuai dengan syariat. Tidak belajar menasik, juga tidak rajin mengikuti bimbingan.
4. Mungkin juga selama menunaikan ibadah haji masih membawa kebiasaan berupa dosa dan maksiat. Dan lain sebagainya.
Untuk itu KH Ahmad Chori masih belum berangkat memenuhi undangan Nabi Ibrahim AS ini ada baiknya disimak dan dihayati dahulu sabda Nabi Muhammad SAW ini sebagaimana keterangan dari al-Khatib yang bersumber dari Anas bin Malik ra.
"Apabila sudah tiba akhir zaman, ada empat jenis orang menjalankan ibadah haji. Mereka ada para penguasa menjalankan ibadah haji berhaji untuk berpesiar dan rekreasi. Orang kaya para hartawan berhaji untuk kepentingan peringat perniagaan. Orang miskin menunaikan haji untuk mengemis, para ulama menunaikan haji untuk mendapatkan popularitas."
Menurutnya kalau kita mau jujur, sebagian dari prediksi Rasulullah SAW tersebut sudah menjadi kenyataan. Banyak jamaah setibanya di Makkah atau Madinah, pertama yang menjadi perhatian adalah fasilitas. Lima belas abad yang lampau Khalifah Umar Bin Khattab mengatakan.
"Yang betul-betul menunaikan ibadah haji itu sedikit sekali sedangkan yang berjalan-jalan sungguh amat banyak."
"Kira-kira, seperti apa komentar Umar seandainya masih hidup dan menyaksikan perilaku, gaya, serta pola tingkah kaum muslimin yang naik haji di era kita sekarang ini? Wallahualam," katanya.