Rabu 19 Jun 2024 20:58 WIB

Timwas Haji DPR Soroti Persoalan Tenda di Mina, Kemenag Diminta Sigap

Menko PMK berdalih keterbatasan lahan menjadi alasan utama persoalan tenda

Red: Stevy maradona
Fasilitas tenda yang akan digunakan jamaah haji Indonesia di Arafah jelang puncak Ibadah Haji pada Sabtu (15/6/2024). Di Arafah, jemaah haji Indonesia ditempatkan di 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Masing-masing tenda dilengkapi sejumlah fasilitas. Seperti kasur, bantal, selimut, AC, dan colokan listrik. Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Agama juga menyiapkan fasilitas lain untuk jamaah haji selama di Arafah. Seperti toilet yang jumlahnya lebih banyak, kulkas, pemanas air untuk minum, hingga termos untuk minuman dingin.
Foto: Karta/Republika
Fasilitas tenda yang akan digunakan jamaah haji Indonesia di Arafah jelang puncak Ibadah Haji pada Sabtu (15/6/2024). Di Arafah, jemaah haji Indonesia ditempatkan di 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Masing-masing tenda dilengkapi sejumlah fasilitas. Seperti kasur, bantal, selimut, AC, dan colokan listrik. Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Agama juga menyiapkan fasilitas lain untuk jamaah haji selama di Arafah. Seperti toilet yang jumlahnya lebih banyak, kulkas, pemanas air untuk minum, hingga termos untuk minuman dingin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pengawas (Timwas) haji DPR RI menemukan kondisi tenda jamaah haji Indonesia mirip barak pengungsian di Mina, Arab Saudi.

"Kami menyesalkan buruknya pelayanan jemaah di Mina ini. Akibat tenda di bawah kapasitas, terpaksa sebagian jamaah berbaur antara jamaah laki-laki dan perempuan tanpa pembatas," kata anggota Timwas Haji DPR Wisnu Wijaya Adiputra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Menurut dia, bahkan banyak jamaah haji tidur di luar tenda, yang sangat tidak baik untuk kesehatan, lebih-lebih buat jamaah lanjut usia. Dia meminta Kemenag harus melakukan evaluasi besar-besaran untuk memperbaiki persoalan itu.

Lanjut dia, persoalan tenda di bawah kapasitas tidak hanya menimpa jamaah haji reguler, tapi juga jamaah haji plus. Bahkan lebih parah di Maktab 111 tempat jamaah haji plus bermukim, kata dia, tenda berkapasitas 80 orang terpaksa ditempati 1.200 orang.