Rabu 26 Jun 2024 05:00 WIB

Dengan Siapa PKS Berkoalisi Jika Mengusung Anies-Sohibul? PKB dan PDIP Menjawab

PKS tak bisa mengusung satu pasang cagub-cawagub tanpa berkoalisi dengan parpol lain.

Red: Mas Alamil Huda
Presiden PKS Ahmad Syaikhu (kanan) bersama Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Foto:

Wasekjen PKB Syaiful Huda menilai, langkah PKS akan memperumit bangunan koalisi pengusung Anies. Memunculkan sosok Sohibul Iman sebagai cawagub, menurutnya, berarti upaya mengunci kemungkinan lain tentang sosok yang akan mendampingi Anies. "Dengan langsung mengusung dua sosok, sekali lagi ini akan semakin merumitkan bangunan koalisi yang akan diinisiasi oleh PKS," kata Huda.

Huda mengatakan, untuk membangun komunikasi politik yang saling menghargai dan luwes, tentu dibutuhkan sikap tidak saling mengunci. Menurutnya, sikap PKS yang 'mematok' pasangan Anies-Sohibul tentu memunculkan resistensi dari partai politik lain, bahkan sekadar untuk berkomunikasi. "Kalau caranya begini, PKS mendorong partai lain untuk tutup pintu," ujar Huda.

Ketua Komisi X DPR RI ini menambahkan, mengumumkan pasangan Anies-Sohibul secara resmi berarti telah memasuki ruang publik. Hal inilah yang menurutnya perlu dilakukan secara hati-hati oleh partai politik. Sebab, kata Huda, perlu juga dipertimbangkan terkait komunikasi di antara partai politik untuk sampai pada kata sepakat berkoalisi mengusung satu pasang cagub-cawagub.

"Semestinya hati-hati membangun komunikasi di ruang publik dengan semangat merangkul partai-partai yang berpotensi untuk bisa diajak untuk bermitra," ujar Huda.

photo
PKS memilih Anies - (Republika/berbagai sumber)

PDIP masih yakin akan berubah. Baca di halaman selanjutnya.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاِذَا كَانُوْا مَعَهٗ عَلٰٓى اَمْرٍ جَامِعٍ لَّمْ يَذْهَبُوْا حَتّٰى يَسْتَأْذِنُوْهُۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَأْذِنُوْنَكَ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۚ فَاِذَا اسْتَأْذَنُوْكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِّمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
(Yang disebut) orang mukmin hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad), dan apabila mereka berada bersama-sama dengan dia (Muhammad) dalam suatu urusan bersama, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (benar-benar) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena suatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang engkau kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(QS. An-Nur ayat 62)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement