Kamis 27 Jun 2024 15:49 WIB

MIND ID Dukung Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik

Peran Indonesia krusial dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Satria K Yudha
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau pabrik baterai mobil listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (14/9/2023).
Foto: Dok.Rusman - Biro Pers
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau pabrik baterai mobil listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (14/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - BUMN holding pertambangan Indonesia MIND ID mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan dominasi penguasaan mineral di Indonesia. Apalagi, MIND ID menguasai mineral yang dapat mendukung pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.

Direktur Portofolio dan Pengambangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan, pemerintah telah menetapkan 47 komoditas mineral yang masuk dalam klasifikasi mineral kritis dan 22 komoditas mineral strategis. Dari klasifikasi itu, anggota grup MIND ID menguasai sedikitnya 14 mineral yang dapat mendukung pengembangan EV battery ecosystem.

Baca Juga

Dia menuturkan, ekosistem kendaraan listrik menjadi salah satu industri strategis utama yang tengah diperkuat oleh pemerintah. Untuk itu, MIND ID selaku perusahaan milik negara akan terus memastikan pemenuhan mineral kritis di dalam negeri demi mendukung industri tersebut. 

“MIND ID mendukung pengembangan industri strategis di Indonesia yang dalam hal ini EV battery ecosystem. Itu yang kita kelola baik dari upstream, midstream hilirisasi sampai penguasaan pasar yang perlu kita kelola tata niaganya,” kata Dilo dalam siaran pers seperti dikutip pada Kamis (27/6/2024).

Ia menyampaikan, kebutuhan mineral untuk memproduksi baterai kendaraan listrik cukup besar. Setidaknya dalam satu baterai EV mengandung 33,34 persen grafit/karbon, 25 persen nikel, 19,23 persen aluminium, 12,82 persen tembaga. Kemudian mangan, kobalt dan lithium dengan masing-masing 3,21 persen. 

MIND ID optimistis permintaan komoditas mineral untuk kendaraan listrik akan terus meningkat. Besarnya permintaan ini turut mengerek kebutuhan sekaligus harga mineral yang dimiliki Indonesia mulai dari nikel, timah hingga aluminium. 

Oleh karena itu, Dilo berpendapat kondisi ini perlu disikapi dengan penerbitkan regulasi yang mengatur tata kelola dan tata niaga mineral kritis dan strategis di dalam negeri. "Kita juga perlu mengontrol pasokan dan permintaan dunia. Apalagi kita sebagai pemain utama dalam konteks rantai pasok komoditas mineral dunia. Makanya (misalnya) begitu timah RKAB tersendat, harga (di pasar dunia) langsung naik," ujarnya.

Senior Vice President Macquarie Group Dony Setiady menyebut Indonesia melalui MIND ID memiliki peluang dalam pengembangan mineral kritis. "Kalau kita melihat dari sisi MIND ID sumber dayanya sudah cukup banyak dan kita lihat Indonesia pada tahun 2023 sudah menyuplai 55 persen kebutuhan nikel global dan pada 2029 diprediksi akan meningkat 75 persen sampai 80 persen," kata Dony. 

Menurutnya, peran Indonesia sangat krusial dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik global. Selain peningkatan permintaan global untuk nikel, permintaan untuk komoditas mineral lain seperti tembaga pun juga diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya. 

"Sehingga sebetulnya posisi MIND ID ini sangat strategis sekali karena memiliki (sumber daya) kebutuhan mineral di masa mendatang," tutur Dony.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement