REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti ruwetnya proses perizinan penyelenggaraan event, yang menyebabkan Indonesia ketinggalan konser penyanyi pop Amerika, Taylor Swift. Menurut Jokowi, Indonesia kalah cepat dibandingkan Singapura dalam urusan perizinan penyelenggaraan event, kemudahan akses, dan pelayanan untuk mendatangkan artis-artis internasional tersebut.
Jokowi pun meyakini bahwa separuh dari total 360.000 penggemar Taylor Swift yang menonton konser di Singapura, adalah warga Indonesia. Akibatnya, terjadi aliran uang keluar Indonesia menuju Singapura, tak hanya untuk tiket konser tetapi juga tiket pesawat dan penginapan.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengamini pernyataan Presiden Jokowi. Menurutnya ada dampak berganda dari maraknya penyelenggaraan konser cukup positif menggerakan berbagai sektor ekonomi mulai dari MICE, jasa EO, merchandise, periklanan, percetakan, tiket, jasa transportasi, telekomunikasi, industri makanan minuman hingga UMKM disekitar lokasi konser.
"Ada juga dampak serapan tenaga kerjanya pun cukup besar karena keterlibatan vendor dan promotor cukup beragam," ujar Bhima kepada Republika, Kamis (27/6/2024).