REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraka adalah tempat yang sangat mengerikan hingga kengeriannya jauh melampaui bayangan manusia. Alquran menggambarkan bahwa bahan bakar neraka terdiri dari batu-batu dan manusia.
Calon-calon penghuni neraka sangat bervariasi dan banyak, sesuai dengan kadar dan tingkat dosa dari pelakunya di dunia ini. Dikutip dari buku Tafsir Ilmi: Kiamat Dalam Perspektif Alquran dan Sains, dijelaskan secara umum ada 10 calon penghuni neraka, satu di antaranya mufsidun yakni orang-orang yang membuat kerusakan.
Mufsidun atau mufsidin artinya orang-orang atau golongan yang selalu membuat kerusakan di muka bumi, yaitu orang-orang yang menyimpang dari jalan Allah SWT, mencemooh kebenaran yang telah terbukti kebenarannya, mengabaikan petunjuk akal dan petunjuk agama.
Karena itu keberadaan mereka (golongan mufsidun) di muka bumi ini hanyalah merusak diri sendiri dan merusak orang lain, terutama di bidang akidah dan syariah. Di mana keduanya (akidah dan syariah) adalah merupakan soko guru yang membentengi stabilitas kemaslahatan manusia dan lingkungannya.
Di antara mereka yang termasuk golongan mufsidun adalah:
1. Penguasa yang sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِى الْاَرْضِ وَجَعَلَ اَهْلَهَا شِيَعًا يَّسْتَضْعِفُ طَاۤىِٕفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ اَبْنَاۤءَهُمْ وَيَسْتَحْيٖ نِسَاۤءَهُمْ ۗاِنَّهٗ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ
Inna fir‘auna ‘alā fil-arḍi wa ja‘ala ahlahā syiya‘ay yastaḍ‘ifu ṭā'ifatam minhum yużabbiḥu abnā'ahum wa yastaḥyī nisā'ahum, innahū kāna minal-mufsidīn(a).
Sesungguhnya Firʻaun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah. Dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil). Dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuannya. Sesungguhnya dia (Firʻaun) termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qasas Ayat 4)
2. Mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah SWT.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ مُّوْسٰى بِاٰيٰتِنَآ اِلٰى فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهٖ فَظَلَمُوْا بِهَاۚ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِيْنَ
Ṡumma ba‘aṡnā mim ba‘dihim mūsā bi'āyātinā ilā fir‘auna wa mala'ihī fa ẓalamū bihā, fanẓur kaifa kāna ‘āqibatul-mufsidīn(a).
Kemudian, Kami utus Musa setelah mereka dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami kepada Fir‘aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Lalu, mereka mengingkarinya. Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-A‘rāf Ayat 103)
Lihat halaman berikutnya >>>