Kamis 04 Jul 2024 15:57 WIB

Mossad Angkat Bicara Soal Tawaran Hamas

Keluarga sandera meminta otoritas Israel untuk bisa berbuat lebih banyak.

Rep: thr/ Red: Teguh Firmansyah
Mossad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel sedang mempelajari tanggapan terbaru Hamas terhadap proposal perdamaian tiga fase yang sebelumnya digagas oleh Amerika Serikat. Demikian disampaikan Badan Intelijen Israel, Mossad, dalam sebuah pernyataan tidak biasa pada Rabu (3/7/2024) malam.

“Para mediator telah menyampaikan kepada tim perunding soal pernyataan Hamas tentang garis besar kesepakatan penyanderaan. Israel sedang mengevaluasi pernyataan tersebut dan akan menyampaikan jawabannya kepada para mediator,” kata Mossad dilansir Jerusalem Post.

Baca Juga

Israe mengkaji tawaran proposal perundingan untuk menjamin pembebasan 120 sandera yang tersisa di Gaza. Sumber Hamas mengatakan pada Rabu bahwa mereka telah bertukar “beberapa ide” dengan mediator tentang bagaimana mengakhiri perang di Gaza.

Sebelumnya proposal penyanderaan dimediasi oleh Qatar dan Mesir dibantu oleh Amerika Serikat.  Namun, Presiden AS Joe Biden secara pribadi telah mengambil kepemimpinan diplomatik dalam kesepakatan penyanderaan tersebut.

Ia mengumumkan proposal terbaru dari Gedung Putih pada tanggal 31 Mei 2024. Amerika Serikat juga mendapatkan dukungan dari Dewan Keamanan PBB untuk kesepakatan tersebut.

Amerika Serikat pernah mengatakan di masa lalu bahwa Hamas telah menolak proposal yang diajukan Biden. Tetapi AS menekan mereka untuk mempertimbangkan kembali.

Sumber keamanan Israel mengatakan bahwa Hamas terus bersikeras pada klausul utama yang akan mencegah Israel berperang lagi setelah proposal tahap pertama disepakati. Pointer tersebut menjadi sesuatu yang tidak dapat diterima oleh Israel. “Ada kesenjangan lain yang belum terselesaikan,” kata sumber itu.

“Israel akan terus melakukan negosiasi sambil melanjutkan tekanan militer dan diplomatik untuk membebaskan 120 sandera kami, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,” kata sumber tersebut.

Bunuh diri

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement