Sabtu 06 Jul 2024 06:14 WIB

Portugal Tersingkir dari Euro 2024, Martinez: Sepak Bola Bisa Kejam

Roberto Martinez menilai Portugal bermain lebih baik dibandingkan Prancis.

Red: Israr Itah
Pelatih Portugal Roberto Martinez (kanan) berjalan bersama Cristiano Ronaldo setelah Portugal dikalahkan Prancis 3-5 lewat adu penalti pada babak delapan besar Euro 2024.
Foto: AP Photo/Darko Vojinovic
Pelatih Portugal Roberto Martinez (kanan) berjalan bersama Cristiano Ronaldo setelah Portugal dikalahkan Prancis 3-5 lewat adu penalti pada babak delapan besar Euro 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Roberto Martinez menegaskan, rakyat Portugal harus bangga dengan para pemain tim nasional mereka. Sebab, Selecao das Quinas berjuang dan tampil sangat baik saat melawan Prancis pada babak perempat final Euro 2024.

Sayangnya, Portugal harus mengakui keunggulan Prancis 3-5 lewat adu penalti di Volksparkstadion, Hamburg, Sabtu (6/7/2024) dini hari WIB.

Baca Juga

"Sepak bola bisa kejam. Kami ingin memberikan kegembiraan kepada orang-orang Portugal dan pesannya adalah bahwa tim memberikan segalanya dan menunjukkan nilai-nilai Portugal," kata Martinez dikutip Reuters.

Mantan pelatih Belgia ini mengatakan ini sebagai pertandingan yang bagus. Prancis juga tim yang baik. Menurut Martinez, Portugal lebih banyak menguasai bola dan menciptakan peluang, tetapi kurang akurat dalam penyelesaian akhir.

"Kami perlu mencetak gol. Kami memiliki banyak peluang, tetapi itu pertandingan dengan level teknik dan taktik yang tinggi," kata Martinez.

Sementara bek Portugal Pepe mengatakan, sepak bola itu kejam dan kesedihan adalah bagian darinya. Pepe menangis di bahu Ronaldo setelah Portugal terseingkir. Bek 41 tahun itu dihibur oleh CR7.

"Kami menargetkan menang bagi negara kami dan membawa kegembiraan bagi orang-orang kami. Lima hari yang lalu kami menang adu penalti dan sekarang kami kalah adu penalti. Itu kejam. Yang terpenting adalah memberi selamat kepada rekan-rekan saya atas komitmen mereka terhadap permainan," kata Pepe.

Gelandang Portugal Vitinha menegaskan, ia dan rekan-rekannya sudah memberikan segalanya yang mereka miliki. Ketika akhirnya seperti ini, ia mengakui terasa menyakitkan. Menurut dia, kemenangan untuk Prancis bisa saja untuk mereka.

"Inilah sepak bola. Kompetisi besar ini, kompetisi pendek selama 90 menit, 120 menit, dan adu penalti, tim terbaik tidak selalu menang. Sama seperti Slovenia yang mengalami kekalahan di babak 16 besar, hari ini juga kami mengalami kekalahan yang sama. Sekarang, kami harus menjaga kekompakan tim karena kami semua, pemain dan staf, bekerja sangat keras," kata gelandang Portugal Bernardo Silva.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement