Ahad 07 Jul 2024 14:01 WIB

Memasuki Muharram, Ini Niat Puasa Tasu'a dan Asyura Berikut Dalil dan Sejarahnya

Hari Asyura adalah hari-hari Allah

Red: A.Syalaby Ichsan
Di Masjid Nabawi, Madinah Al Munawarah, Muslim dari berbagai negara berbuka puasa pada hari Asyura yang jatuh pada Senin, 8 Agustus. Di Masjid Rasulullah itu, ajang buka puasa sunah yang kerap terselenggara pada setiap Senin dan Kamis menjadi lebih semarak.
Foto: Republika/Achmad Syalaby Ichsan
Di Masjid Nabawi, Madinah Al Munawarah, Muslim dari berbagai negara berbuka puasa pada hari Asyura yang jatuh pada Senin, 8 Agustus. Di Masjid Rasulullah itu, ajang buka puasa sunah yang kerap terselenggara pada setiap Senin dan Kamis menjadi lebih semarak.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hari pertama dalam penanggalan hijriah tahun ke-1446 versi Kementerian Agama jatuh pada Ahad 7 Juli 2024. Pada tahun baru Islam, ada dua puasa sunah yang dicontohkan dan diperintahkan Rasulullah SAW. Dua ibadah puasa itu yakni puasa Tasu'a pada 9 Muharram dan puasa Asyura pada 10 Muharram. 

1. Puasa Tasu'a

Baca Juga

Puasa Tasu'a adalah salah satu amalan ibadah sunnah pada bulan Muharram. Dikerjakan pada tanggal 9 Muharram, puasa Tasua menjadi puasa sunah pendahulu sebelum puasa Asyura pada 10 Muharram.

Sebagaimana amalan ibadah lainnya, ibadah ini diawali dengan niat. Berikut bacaan niatnya:

Niat Puasa Tasua

نَوَيْتُ صَوْمَ تَسُعَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma tasu’a sunnatan lillahi tas’ala

Artinya: “Saya niat puasa Tasu’a sunnah karena Allah ta’ala

Adapun landasan mengerjakan amalan ini berdasarkan hadits Nabi. Suatu hari, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat berpuasa di hari Asyura pada 10 Muharram. Namun, sahabat menjawab hari itu bertepatan dengan hari agung milik kaum Nasrani dan Yahudi.

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana dikutip dari kitab Riyadhus Sholihin: "Dari Ibnu Abbas Ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Seandainya aku masih hidup hingga tahun yang akan datang, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram, yakni puasa Tasu'a." (HR. Muslim).

Tujuan dari puasa Tasu'a itu adalah untuk menyelisihi puasa di hari Asyura yang dilakukan oleh orang Yahudi. Namun, belum sampai datang tahun berikutnya, Rasulullah SAW sudah menghadap ajalnya. Karena itulah, dua hari itu pada hari kesembilan dan kesepuluh termasuk di antara hari yang ditekankan berpuasa di bulan Muharram.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement