Rabu 10 Jul 2024 20:15 WIB

Rusia Nilai Situasi di Semenanjung Korea Telah Capai Kebuntuan yang Berbahaya

Rusia tidak tertarik untuk meningkatkan konflik di perbatasan Timur Jauhnya.

Red: Andri Saubani
Dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan ini, pesawat pengebom B-52H A.S., tengah atas, dan jet tempur F-16 dan jet tempur F-35A Angkatan Udara Korea Selatan, kanan atas, terbang di atas Semenanjung Korea selama latihan udara bersama di Korea Selatan, Jumat (14/4/2023). Korea Utara mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah melakukan uji terbang rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat untuk pertama kalinya, sebuah kemungkinan terobosan dalam upayanya untuk mendapatkan senjata yang lebih kuat dan sulit dideteksi dengan target benua Amerika Serikat.
Foto:

Menurut Badan Pengadaan Senjata Pemerintah, Korea Selatan akan mulai memproduksi senjata laser yang dirancang untuk menembak jatuh drone musuh untuk dikerahkan tahun ini. Bulan lalu, Badan Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) menandatangani kesepakatan senilai sekitar 100 miliar won (72 juta dolar AS sekitar Rp1,16 triliun) dengan perusahaan pertahanan Korea Selatan, Hanwha Aerospace, untuk memproduksi sistem senjata tersebut. Mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kontrak tersebut.

Menurut DAPA, senjata laser ini mampu mempertahankan diri dari kendaraan udara tak berawak (UAV) kecil dan multicopter dalam jarak dekat dengan menembakkan sinar laser yang dihasilkan oleh serat optik ke target. Sistem senjata ini dapat beroperasi selama listrik disuplai dan satu kali penembakan diperkirakan hanya memakan biaya sekitar 2.000 won (sekitar Rp23.500 ), kata DAPA, mencatat bahwa laser tersebut tidak terlihat oleh mata dan tidak menghasilkan suara.

DAPA mengatakan, sistem laser ini dapat menjadi "pengubah permainan" dalam perang masa depan jika keluarannya (output) ditingkatkan untuk merespons ancaman rudal balistik dan pesawat terbang. DAPA mengatakan Korea Selatan akan menjadi negara pertama yang diketahui mengoperasikan senjata laser jika dikerahkan sesuai rencana tahun ini.

Korea Selatan memulai pengembangan senjata laser ini pada tahun 2019, dan telah menginvestasikan 87,1 miliar won (sekitar Rp1,02 triliun) dalam proyek tersebut. Militer telah berupaya meningkatkan kemampuan respons terhadap kendaraan udara tak berawak berukuran kecil setelah lima drone Korea Utara menyusup melintasi perbatasan antar-Korea pada bulan Desember 2022.

 

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement