REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan pihaknya terus menjaga angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) di angka 2,1 agar penduduk tumbuh seimbang. Ia juga mendorong agar rata-rata satu perempuan melahirkan satu anak perempuan.
"Memang kita untuk menjaga penduduk tumbuh seimbang dibuat rata-rata 2,1. Kalau saya bilang rata-rata satu perempuan melahirkan satu anak perempuan itu harapan, bukan paksaan. Jangan dipelintir-pelintir, tujuannya agar penduduk tumbuh seimbang," ujar Hasto dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Ia menyampaikan hal tersebut usai meresmikan peluncuran Jam Populasi atau Population Clock di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Hasto juga memaparkan data rata-rata angka kelahiran di Jatim yang sudah ideal, dimana setiap perempuan melahirkan anak 1,9. Angka tersebut harus dipertahankan dan tidak boleh menurun lagi agar penduduk tetap tumbuh seimbang.
"Kalau ada perempuan 100, di suatu wilayah nanti dalam 10 tahun lagi kalau bisa tetap ada 100, supaya tidak punah penduduknya," ucap Hasto.
Terkait prevalensi stunting dimana target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024 berdasarkan amanah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Hasto meminta daerah untuk kritis dengan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan memadankannya dengan hasil dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM).
"Terkait hasil SKI, kita sikapi dengan belum percaya angka SKI itu, maka kemudian diverifikasi dan validasi dengan penimbangan dan pengukuran serentak," tuturnya.
Ia menegaskan Jatim sudah melakukan penimbangan dan pengukuran sebesar 97 persen per Juni.
"Jatim sudah berhasil menimbang dan mengukur aktif, yang enggak datang pun didatangi, hasil itu kemudian diolah, nanti keluar angkanya. Saya optimis harapannya di bawah 14 persen," katanya.
Menurut Hasto, Jam Populasi yang diluncurkan di Jatim dapat merekam dan memasukkan data-data kependudukan secara lebih aktual. "Population Clock ini pembaruan datanya setiap detik (real time). Jadi Jatim sangat luar biasa dan Population Clock ini memang sangat dibutuhkan," ucap Hasto.
Sebelumnya, Hasto sudah menegaskan bahwa dirinya tidak mewajibkan perempuan untuk melahirkan satu anak perempuan.
"Sebetulnya rata-rata perempuan punya dua anak itu penting, tetapi rata-rata (idealnya) satu anak perempuan, bukan mewajibkan. Kalau depan rumah punya anak perempuan dua misalnya, belakang rumah enggak punya anak perempuan tidak masalah, jangan dipelintir ya, rata-rata saja," katanya.