REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran mendesak pemerintah negara-negara Islam untuk memanfaatkan segala peluang besar yang dimiliki demi menekan Israel mengakhiri agresinya di Jalur Gaza.
Gagalnya memanfaatkan peluang tersebut, menurut Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, merupakan salah satu faktor yang membuat Israel terus menyerang wilayah Palestina secara bertubi-tubi.
Melalui pernyataan di media sosial X pada Ahad, Kanaani juga menyebut diamnya komunitas internasional, termasuk terhadap dukungan persenjataan dari Amerika Serikat untuk Israel, serta 'persekongkolan' sejumlah negara Eropa, semakin mendorong Israel melanjutkan aksinya.
Sementara, jubir kementerian Iran tersebut mengatakan bahwa serangan rudal Israel ke kamp pengungsi di Al-Mawasi, Khan Younis pada Sabtu (13/7) adalah kejahatan terkini rezim Zionis.
Setidaknya 90 warga Palestina tewas dan 300 lainnya terluka akibat serangan di kawasan Gaza selatan tersebut. Padahal, Israel sendiri menyatakan Al-Mawasi sebagai salah satu zona aman.
Kanaani mengatakan, Israel melakukan tindak kejam tersebut setelah menghadapi kekalahan atas kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
"Sebagai balasan atas kekalahan mereka di medan perang terhadap perlawanan, mereka buta atas batasan nilai kemanusiaan ataupun etis terhadap warga Gaza yang tak berdaya," ucap Kanaani.
Jubir juga memperingatkan bahwa tindakan tersebut hanya akan memperparah "kebencian global" terhadap Israel.
Serangan Israel ke Jalur Gaza yang terus berlangsung sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 38.300 warga Palestina, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak, meninggal dan lebih dari 88 ribu lainnya terluka.
Presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian, dalam suratnya kepada pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu (10/7), menegaskan komitmen negaranya untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Ia meyakini, rakyat Palestina akan berhasil mengalahkan Israel atas "keteguhan bangsa Palestina dan keberanian" para pejuang perlawanan.