Selasa 16 Jul 2024 17:28 WIB

Sampai Kapan Suhu Dingin Berlangsung?

Suhu dingin di musim kemarau biasanya terjadi pada malam hari.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Petugas mengukur suhu dan kelembapan udara menggunakan termometer di dalam sangkar meteorologi di halaman Kantor BMKG Bandung, Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12/2023).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas mengukur suhu dan kelembapan udara menggunakan termometer di dalam sangkar meteorologi di halaman Kantor BMKG Bandung, Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena suhu dingin terjadi di sejumlah daerah. Di Bandung, suhu udara terpantau menyentuh 16 derajat Celcius. Lantas, sampai kapan suhu dingin ini akan terjadi?

Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani mengatakan, fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli-September). "Dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga September," kata Ida, Selasa (16/7/2024).

Baca Juga

Dalam Ikhtisar Cuaca pada 15 Juli yang berlaku sampai 17 Juli 2024, BMKG mengatakan Indeks Seruakan Dingin (cold surge) bernilai -0,6 yang menunjukkan indikasi fenomena seruakan massa udara dingin tidak signifikan terhadap wilayah Indonesia.

Indeks Seruakan Dingin (Cold Surge Index, CSI) adalah suatu metrik yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan intensitas aliran massa udara dingin yang bergerak ke selatan dari daratan Asia menuju Indonesia.

Ida menambahkan, suhu dingin di musim kemarau biasanya terjadi pada malam hari, setelah cuaca cerah di siang hari.

Ia menjelaskan, angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan.

Hal ini menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari. Kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan, mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan.

"Selain itu, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi," katanya.

Ida menjelaskan, pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin karena adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia.

Hal itu menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement