Pertama, Allah maha mengetahui apa pun yang tersimpan, yang terbersit, dan dirahasiakan dalam hati hamba-hamba-Nya. Hal itu berdasarkan firman-Nya sebagai berikut ini.
وَاللهُ يَعْلَمُ مَا فِي قُلُوبِكُمْ
Artinya: “Dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu,” (QS al-Ahzab [33]: 51).
Ayat-ayat lain yang senada dengannya menyebutkan, “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati,” (QS al-Mukmin [40]: 19); “Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan,” (QS al-Nahl [16]:19);
Dan masih banyak lagi ayat yang sejalan dengan kandungan ayat tentang hal ini. Namun, intinya siapa pun yang sudah sampai pada hakikat ini, tidak akan berani menyimpan atau merahasiakan sesuatu yang tidak baik dalam hatinya. Sebab, semuanya diketahui secara pasti oleh Allah swt.
Kedua, Allah tidak memandang rupa, wajah, atau kulit hamba kita. Yang dipandang dari kita hanyalah hati. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah saw:
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَا إِلَى أَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ، فَمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ صَالِحٌ تَحَنَّنَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ، وَإِنَّمَا أَنْتُمْ بَنِي آدَمَ أَكْرَمُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi melihat hati dan amalan kalian. Siapa saja yang memiliki hati yang bersih, maka Allah menaruh simpati padanya. Kalian hanyalah anak cucu Adam. Tetaplah yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling takwa,” (HR. Al-Thabrani).
Selanjutnya...