REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina meluncurkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang diklaim anti-meledak pertama di dunia. Media Inggris, Independent, mengungkapkan PTLN ini merupakan terobosan dan berpotensi menjadi prestasi transformatif di bidang energi nuklir.
PLTN yang dikembangkan para peneliti di Universitas Tsinghua ini merupakan lompatan besar dalam hal keamanan energi nuklir, yang menjadi sorotan sejak bencana PLTN Fukushima, Jepang, lebih dari satu dekade yang lalu.
Proses pembelahan atom atau fisi nuklir yang menghasilkan energi di PLTN, dapat menimbulkan risiko besar bila tidak dilakukan dengan benar. Jika sistem pendingin di PLTN ini gagal, reaktor dapat menjadi terlalu panas, yang berpotensi menyebabkan ledakan dan pelepasan radiasi berbahaya.
Dikutip dari Independent, Kamis (25/7/2024) PLTN baru Cina menggunakan desain inovatif yang disebut "pebble-bed reactor" untuk mengurangi risiko reaktor meleleh. Tidak seperti kebanyakan reaktor yang menggunakan air untuk mendinginkan, reaktor ini menggunakan gas helium yang dapat mengelola suhu yang jauh lebih tinggi.
Selain itu, alih-alih menggunakan batang bahan bakar yang besar, PLTN baru Cina menggunakan bola grafit kecil seukuran bola biliar yang diisi dengan partikel uranium yang sangat kecil. Bola-bola ini disediakan perusahaan Jerman SGL Group dan sangat tahan terhadap panas.
Bahan-bahan yang digunakan dalam reaktor ini dapat tahan hingga 950 derajat Celsius. Reaktor PLTN baru Cina juga dirancang untuk memastikan reaktor tidak akan terlalu panas hingga mencapai tingkat yang berbahaya meskipun sistem pendinginnya gagal. Gas helium dan bola grafit menghilangkan panas secara alami.
Jika reaktor menjadi terlalu panas, maka secara otomatis akan memperlambat reaksi nuklir, sehingga mencegah kemungkinan terjadinya ledakan.
Ledakan PLTN Fukushima tahun 2011 disebabkan PLTN kehilangan pasokan listrik dan pendingin reaktor berhenti berfungsi. Meskipun "pebble-bed reactor" tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah limbah nuklir, bentuk bahan bakarnya memungkinkan adanya beberapa opsi untuk pembuangan limbah.
Tujuan akhir Cina adalah untuk menghilangkan atau sangat mengurangi limbah dengan mendaur ulang bahan bakar nuklir bekas. Reaktor kembar PLTN yang dikembangkan sejak tahun 2016, masing-masing dapat menghasilkan daya sebesar 105 megawatt.
Tenaga nuklir menawarkan sumber energi rendah karbon yang besar dan dapat diandalkan, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi krisis iklim. Namun, keselamatan selalu menjadi perhatian utama.
Desain baru Cina tidak dapat diadaptasi ke reaktor nuklir yang ada, tetapi dapat berfungsi sebagai cetak biru untuk membuat pembangkit listrik di masa depan yang lebih aman.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir yang inovatif ini merupakan bagian dari upaya Cina yang lebih luas untuk meningkatkan pasokan tenaga nuklir dan mengurangi ketergantungan pada batu bara, yang masih menjadi sumber energi utama Cina.