Ahad 28 Jul 2024 19:27 WIB

Ini Bakal Cawagub Sumut dengan Elektabilitas Tertinggi Menurut Survei Terbaru LSI

Survei terbaru LSI pada tanggal 7 hingga 17 Juli 2024.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan.
Foto: Antara/Fath Putra Mulya
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei terkini dari Lembaga Survei Indonesia menunjukkan bahwa mantan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah (Ijeck) memiliki elektabilitas tertinggi sebagai bakal calon wakil gubernur Sumatera Utara dengan raihan sebesar 37,9 persen. Sementara untuk bakal calon gubernur, elektabilitas Bobby Nasution teratas.

"Yang dianggap kandidat wakil terbaik menurut masyarakat Sumatera Utara adalah ijeck. Ijeck yang pernah menjabat wakil gubernur sekaligus pernah menjadi penjabat gubernur ya kalau nggak salah, sementara yang lain masih cukup jauh terpaut dari Ijeck," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat memaparkan rilis survei secara daring dipantau di Jakarta, Ahad (28/7/2024).

Baca Juga

BACA JUGA: Doa Rasulullah SAW Agar Jadi Manusia yang Bercahaya

 

Berdasarkan simulasi semi-terbuka 20 nama itu, Djayadi mengatakan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan menempati urutan kedua elektabilitas tertinggi sebagai bakal cawagub Sumut dengan raihan sebesar 8,6 persen. Kemudian urutan ketiga ditempati Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Prananda Surya Paloh dengan elektabilitas sebesar 6,1 persen. Nama-nama bakal cawagub lainnya elektabilitasnya di bawah 5 persen.

Dalam simulasi delapan nama, posisi tiga teratas elektabilitas tertinggi bakal cawagub Sumut masih diisi dengan urutan yang sama, yakni Ijeck (44,5 persen), Nikson Nababan (12,3 persen), dan Prananda Surya Paloh (7,3 persen).

Survei LSI pada tanggal 7 hingga 17 Juli 2024 itu dilakukan dengan populasi survei yang terdiri atas warga negara Indonesia di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki hak pilih dalam pemilu, yakni mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei berlangsung.

Pengambilan sampel dengan metode multistage random sampling yang diikuti sebanyak 800 responden. Wawancara secara tatap muka dengan margin of error sekitar kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement