Selasa 30 Jul 2024 09:41 WIB

Iran Ancam Israel: Agresi ke Lebanon akan Nyalakan Kobaran Api Perang di Kawasan

Klaim terhadap serangan ke Majdal Shams oleh Israel dinilai merupakan skenario.

Tentara Israel melintasi area yang terkena roket yang menewaskan banyak anak dan remaja di lapangan sepak bola di kota Druze Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, Sabtu, 27 Juli 2024.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Pemerintah Iran mengingatkan, akan ada konsekuensi atas tindakan militer Israel terhadap Lebanon.  Melalui pernyataan pada Ahad (28/7), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menekankan, setiap “tindakan bodoh” yang dilakukan Israel bisa meningkatkan ketidakstabilan, ketidakamanan, dan kobaran api perang di kawasan. 

Kanaani menegaskan, tanggung jawab atas konsekuensi serangan tersebut berada di tangan Israel.Dia juga mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk bertindak berdasarkan tanggung jawab internasional dan moral mengenai perdamaian dan keamanan global”dan mencegah Israel mengobarkan api perang di Gaza dan tempat-tempat lain.

Baca Juga

Dia memperingatkan Israel untuk tidak melakukan serangan baru terhadap Lebanon usai Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel, diserang roket pada Sabtu (27/7) hingga menewaskan sedikitnya 12 orang. Israel mengaitkan serangan ke lapangan sepak bola di Kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan tersebut dengan kelompok Hizbullah Lebanon.

"Intelijen kami menegaskan. Hizbullah bertanggung jawab atas pembunuhan anak-anak tak berdosa di Majdal Shams," kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari pada Sabtu. Ia menyatakan tekad Israel untuk melakukan pembalasan.  

photo
Tentara Israel bersiap di pagar perbatasan antara Israel dan Suriah ketika pengunjuk rasa mendekati desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan - (AP PHOTO)

Hizbullah, sementara itu, “dengan tegas menyangkal” memiliki peran apa pun dalam serangan maut itu, yang terjadi di tengah peningkatan ketegangan antara kedua pihak yang bertikai.

Kanaani menyebut Israel berusaha mengalihkan opini publik dan perhatian global dari kejahatan yang dilancarkannya di Jalur Gaza hingga menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina sejak 7 Oktober tahun lalu. 

Dia mengatakan, klaim Israel mengenai serangan Majdal Shams adalah "skenario yang dibuat-buat." Menurut dia, Tel Aviv "tidak memiliki moral yang cukup untuk menilai dan mengomentari insiden tersebut."

Kanaani menyeru masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), “untuk mendukung stabilitas dan keamanan di Lebanon dan kawasan atas serangan rezim Zionis yang agresif." 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement