REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Rusia dilaporkan mulai mengirimkan sistem pertahanan udara canggih dan perlengkapan radar ke Iran setelah Teheran meminta kepada Kremlin bantuan peralatan perang jelang serangan ke Israel. Dilaporkan New York Times, Senin (5/8/2024), mengutip beberapa pejabat Iran, sistem pertahanan udara dan radar itu bukan baru sebatas permintaan tapi sudah dikirim.
Eskalasi keteganan di Timur Tengah terus meningkat di tengah rencana serangan Iran ke Israel atas balasan dibunuhnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu pekan lalu. Iran menegaskan, Israel harus 'dihukum' atas kematian Haniyeh dan telah bersumpah akan melakukan serangan balasan.
Kelompok pejuang Hizbullah di Lebanon juga telah menebar ancaman kepada Israel menyusul dibunuhnya salah satu komandan mereka, Fuad Shukr. Sementara Israel menegaskan siap untuk melindungi diri mereka sendiri dengan cara melancarkan serangan balik.
Menurut laporan Ynet, pada Ahad (4/8/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendiskusikan opsi melakukan serangan pendahuluan ke Iran sebagai antisipasi. Pada Senin, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, mengatakan, negaranya harus siap segera begitu Iran melancarkan serangan.
Laporan New York Times tidak menyebutkan perlengkapan perang apa yang diminta Iran kepada Rusia. Seperti diketahui, saat ini Iran memiliki beberapa sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia. Namun, Rusia sekarang telah memiliki sisten pertahanan udara yang lebih mutakhir, yakni S-400
Pada April 2024, Iran pernah melancarkan serangan simbolis lewat ratusan drone sebagai aksi balasan dibunuhnya komandan senior militer mereka. Gelombang serangan 300 misil dan drone saat itu, sebagian besar berhasil diintersep oleh sistem pertahanan udara Israel yang dibantu oleh Amerika Serikat dan sekutu Israel di kawasan Timur Tengah.