Selasa 13 Aug 2024 14:53 WIB

Iran Ingin Serang Israel, AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir Perkuat Israel

Pengumuman pengerahan kapal selam secara publik langkah yang jarang terjadi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Kapal induk bertenaga nuklir AS Theodore Roosevelt (CVN 71) berlabuh di Busan, Korea Selatan, Sabtu (22/6/2024). Theodore Roosevelt merupakan kapal induk bertenaga nuklir kelas Nimitz keempat milik Angkatan Laut Amerika Serikat.
Foto: EPA-EFE/Song Kyung-Seok / POOL SOUTH KOREA OU
Kapal induk bertenaga nuklir AS Theodore Roosevelt (CVN 71) berlabuh di Busan, Korea Selatan, Sabtu (22/6/2024). Theodore Roosevelt merupakan kapal induk bertenaga nuklir kelas Nimitz keempat milik Angkatan Laut Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan kapal selam bertenaga nuklir dengan rudal berpemandu ke Timur Tengah (Timteng). Langkah itu diambil di tengah rencana serangan Iran ke Israel menyusul pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.

“Menteri Austin menegaskan kembali komitmen AS untuk mengambil setiap langkah yang mungkin untuk membela Israel dan mencatat penguatan postur dan kemampuan kekuatan militer AS di seluruh Timteng mengingat meningkatnya ketegangan regional,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan pada Ahad (11/8/2024).

Baca Juga

Kapal selam yang hendak dikerahkan AS ke Timteng adalah USS Georgia. Dalam sebuah unggahan di media sosial, kapal tersebut sudah berada di Laut Mediterania pada Juli lalu. Kendati demikian, pengumuman pengerahan kapal selam ke sebuah wilayah secara publik merupakan langkah yang jarang terjadi.

Sebelumnya, militer AS telah mengumumkan akan mengerahkan jet tempur tambahan dan kapal perang Angkatan Laut ke Timteng. Hal itu karena Washington berupaya memperkuat pertahanan Israel.

Pada 31 Juli 2024, Pasukan Garda Revolusi Iran mengumumkan dan mengonfirmasi terbunuhnya Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh akibat serangan udara Israel. Serangan tersebut menghantam kediaman Haniyeh di Teheran.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk pembunuhan terhadap Haniyeh. Dia mengatakan Iran wajib "membayar" kematian pemimpin Hamas tersebut. "Rezim kriminal dan teroris Zionis memartirkan tamu terhormat kita di rumah kita dan membuat kita berduka, tapi juga memberikan dasar untuk hukuman berat untuk mereka," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan yang dirilis beberapa jam setelah kabar kematian Haniyeh tersiar.

Sejumlah negara, termasuk di antaranya Indonesia, Turki, dan Mesir turut menyuarakan kecaman atas pembunuhan terhadap Haniyeh. Kematian Haniyeh diprediksi akan kian memanaskan situasi di kawasan.

Selain di Jalur Gaza, Israel diketahui turut terlibat konfrontasi dengan kelompok Hizbullah di Lebanon dan kelompok Houthi di Yaman. Selama ini Iran diketahui memberikan bantuan kepada Hamas, Houthi, dan Hizbullah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement