Rabu 14 Aug 2024 18:27 WIB

Dukung SDGs, Bank Jago Dorong Inklusi Keuangan dan Keuangan Sehat

Bank Jago ingin upaya pencapaian SDGs sesuai dengan inti bisnis.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Staf teller melayani nasabah di Kantor Bank Jago, Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Staf teller melayani nasabah di Kantor Bank Jago, Jakarta, Selasa (7/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Jago bulan lalu terpilih sebagai Indonesia's top young innovators dari SDG Innovation Accelerator for Young Professionals (SDGI) 2024. Pencapaian ini diraih atas keberhasilan mengimplementasikan strategi bisnis yang berkelanjutan sesuai dengan prinsip United Nations Global Compact (UNGC).

Head Sustainability and Digital Leading Bank Jago Andy Djiwandono mengatakan, Bank Jago ingin upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sesuai dengan inti bisnisnya. Ia mengatakan ada tiga target SDGs yang dapat didukung Bank Jago.

"Pertama adalah SDGs pertama terkait pengentasan kemiskinan, SDGs keempat yaitu pendidikan berkualitas. Dalam arti kami ingin semua orang memiliki akses yang sama pada pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal," kata Andy, Rabu (14/8/2024). Dengan memiliki dua hal itu, maka akan bisa meraih SDGs nomor delapan, kesempatan yang sama untuk perkembangan ekonomi dan kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang layak.

Andy mengatakan dunia kerap mengalami krisis moneter. Namun Indonesia tetap stabil dan tidak jatuh lebih dari negara lain. Bahkan saat perekonomian dunia naik perekonomian Indonesia juga naik.

"Tapi kenapa orang Indonesia merasa tidak bisa menikmati perkembangan ekonomi tersebut, 'kenapa perekonomian Indonesia selalu naik kok saya tidak naik-naik'," kata Andy.

Pada tiga target SDGs ini, Bank Jago melihat ada kaitan erat dengan segmen mereka, yaitu individu dan keluarga. Bank Jago memiliki dua target untuk mencapai SDGs. Pertama, inklusi keuangan, memastikan semua orang memiliki akses layanan finansial. "Apakah itu tabungan, investasi belajar menabung, belajar merencanakan keuangan, termasuk cara meminjam uang," kata Andy.

Kedua, kata Andy, kesehatan keuangan. Ia menjelaskan di Indonesia seperti OJK memiliki target literasi keuangan. Andy mengatakan Bank Jago lebih ambisius dengan menargetkan kesehatan keuangan. "Bedanya apa, kalau literasi keuangan orang mengerti cara mengatur uang tapi kalau kesehatan keuangan atau keuangannya sehat ia mempraktekkan apa yang ia pahami," kata Andy.

Andy mengatakan dua hal ini dapat mendukung upaya pengentasan kemiskinan. Tidak hanya memberikan produk perbankan seperti tabungan tapi juga nasihat keuangannya.

Dua hal ini juga menjadi fokus PBB khususnya untuk perbankan. Program Lingkungan Inisiatif Finansial PBB (UNEPFI) memiliki Prinsip Perbankan Bertanggung Jawab. Lembaga itu bekerja sama dengan komunitas perbankan untuk menyesuaikan bisnis dengan Prinsip-Prinsip PBB demi mempercepat transisi global yang positif bagi manusia dan bumi.

Prinsip itu ditandatangani lebih dari 330 bank yang mewakili lebih dari separuh industri perbankan global. Prinsip-prinsip ini merupakan kerangka kerja perbankan berkelanjutan yang terkemuka di dunia.

Melalui prinsip-prinsip ini, bank-bank mengambil tindakan untuk menyelaraskan strategi inti, pengambilan keputusan, pemberian pinjaman, dan investasi mereka dengan SDGs PBB, dan perjanjian internasional seperti Perjanjian Iklim Paris.

Prinsip-prinsip untuk Perbankan yang Bertanggung Jawab mencakup Aliansi Perbankan Net-Zero, yang merupakan inisiatif yang berfokus pada iklim. Andy mengatakan Bank Jago salah satu dari dua bank yang menandatangani prinsip-prinsip ini.

"Kenapa kami menandatangani Prinsip-prinsip untuk Perbankan yang Bertanggung Jawab, karena prinsip-prinsip ini menawarkan kerangka yang sangat jelas mengenai inklusi keuangan dan kesehatan keuangan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement