Kamis 15 Aug 2024 10:20 WIB

Petinju Imane Khelif Gugat Elon Musk Hingga Donald Trump, Prancis Mulai Penyelidikan

Imane Khelif mengajukan gugatan perunduran siber terkait kontroversi gender.

Petinju Aljazair, Imane Khelif di Olimpade Paris 2024.
Foto: AP Photo/John Locher
Petinju Aljazair, Imane Khelif di Olimpade Paris 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis telah meluncurkan penyelidikan perundungan siber menyusul pengaduan petinju putri Aljazair, Imane Khelif, yang menjadi pusat kontroversi gender di Olimpiade Paris 2024, AFP melaporkan pada Kamis (15/8/2024). Kontroversi tersebut dengan cepat menjadi isu yang hangat di luar ring, dengan politisi dan selebritas termasuk Donald Trump dan Elon Musk turut memberikan komentar.

Kantor Kejaksaan Umum Paris mengatakan bahwa penyelidikan dibuka pada hari Selasa (13/8/2024) waktu setempat terkait "pelecehan siber" menyusul pertikaian gender yang menjadi sorotan di Olimpiade. Pengacara yang mewakili Khelif, Nabil Boudi, mengatakan pada pekan lalu bahwa peraih medali emas Olimpiade itu telah mengajukan pengaduan atas pelecehan daring.

Baca Juga

“Penyelidikan akan menentukan siapa yang berada di balik kampanye misoginis, rasis, dan seksis ini, tetapi juga harus memperhatikan mereka yang memicu hukuman (yang tepat),” katanya.

Kantor Pusat untuk Memerangi Kejahatan terhadap Kemanusiaan dan Kejahatan Kebencian telah ditugaskan untuk melakukan penyelidikan. Menurut media AS, Variety, pengusaha miliarder Elon Musk dan penulis Harry Potter JK Rowling telah disebutkan dalam pengaduan tersebut.

Menurut laporan Variety, mantan Presiden AS Trump, yang merupakan calon presiden dari partai Republik dalam Pemilihan Presiden 2024, juga akan menjadi bagian dari penyelidikan tersebut. Adapun kontroversi gender Khelif mencuat setelah ia menang atas wakil Italia Angela Carini hanya dalam waktu 46 detik dengan dua pukulan keras ke hidungnya.

Trump mengatakan ia akan "menjauhkan pria dari olahraga wanita" dan pasangannya JD Vance menggambarkan pertarungan itu sebagai "seorang pria dewasa menghajar seorang wanita dalam pertandingan tinju".

Rowling juga menanggapi, dengan mengatakan di X bahwa Olimpiade Paris akan "selamanya ternoda oleh ketidakadilan brutal yang dilakukan terhadap Carini".

Di sisi lain, Khelif mengatakan ia adalah seorang wanita. “Saya terlahir sebagai perempuan, menjalani hidup sebagai perempuan, dan berkompetisi sebagai perempuan,” katanya.

“Mereka membenci saya dan saya tidak tahu mengapa,” ujar Khelif tentang Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang pernah mendiskualifikasinya di kejuaraan pada tahun lalu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement