Sabtu 17 Aug 2024 09:16 WIB

Tak ke IKN, Megawati Pimpin Upacara Peringatan HUT Ke-79 RI di Sekolah PDIP

Sekitar 5.000 Satgas PDIP mengikuti upacara HUT ke-79 RI di Sekolah PDIP.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Megawati Soekarnoputri
Foto: Republika.co.id
Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memimpin Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih HUT RI ke-79 di parkiran Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2024). Dengan kehadirannya di Lenteng Agung, Megawati tak merayakan HUT RI di Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Ibu Megawati akan memimpin upacara sebagai Inspektur Upacara. Sekitar 5.000 Satuan Tugas (Satgas) PDIP akan mengikuti prosesi acara ini," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat ditemui.

Baca Juga

Hasto mengatakan kesediaan Megawati untuk mengikuti upacara di Lenteng Agung ini karena permohonan para kader dari tingkat pengurus partai hingga satgas.

"5.000 satgas secara khusus mempersiapkan diri untuk upacara 17-an ini. Apalagi ini momen istimewa bisa mengikuti upacara penaikan bendera Merah Putih yang dipimpin langsung oleh Ibu Megawati. Untuk diketahui, Ibu Megawati selalu menekankan bahwa satgas merupakan salah satu tulang punggung partai," ujar Hasto.

Hasto mengatakan ribuan Satgas PDIP yang identik dengan seragam hitam ini sangat menanti-nantikan momen ini terjadi. "Di kegiatan besar, peran Satgas pun selalu menonjol dalam menyukseskan agenda Partai," lanjut Hasto.

Berdasarkan pantauan di lokasi, saat ini sedang berlangsung persiapan dan mobilisasi 5.000 satgas menuju lokasi upacara. Mereka semua terlihat menggunakan caping warna merah.

Selain kehadiran 5.000 Satgas, upacara ini juga diramaikan dengan penampilan Marching Band Red Bull PDIP. Dengan demikian, Megawati tidak ikut merayakan HUT RI di IKN bersama Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement