Ahad 18 Aug 2024 07:55 WIB

PDIP Sayangkan Sikap Surya Paloh yang ‘Buang’ Anies Baswedan dari Pilkada Jakarta

Hasto berpendapat penarikan dukungan ke Anies bukan kebiasaan Surya Paloh.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PDI Perjuangan menyayangkan sikap Partai Nasdem yang menarik dukungan kepada Anies Baswedan sebagai calon gubernur (cagub) dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, putar arah dukungan dari Partai Nasdem tersebut, menunjukkan adanya tekanan besar dari eksternal terhadap partai-partai politik (parpol) yang mencalonkan tokoh-tokoh dari kalangan di luar kekuasaan.

Namun PDI Perjuangan, kata Hasto menghargai sikap dan keputusan Partai Nasdem tersebut. Meskipun, kata Hasto, ada yang janggal dari keputusan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh tersebut.

Baca Juga

“Itu (penarikan dukungan kepada Anies Baswedan), bukan kebiasaan dari Surya Paloh. Tapi itu adalah hak kedaulan dari Partai Nasdem yang kami (PDI Perjuangan) tidak campur tangan,” kata Hasto di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2024).

Hasto mengatakan, masyarakat pemilih, tentunya sudah memahami faktor apa yang menjadi sebab Partai Nasdem buang muka dari Anies Baswedan dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. Padahal, kata Hasto, Partai Nasdem merupakan faksi politik utama dalam pencalonan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) dalam Pilpres 2024 lalu, dan juga dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 yang akan digelar November 2024 nanti.

“Rakyat melihat ini (penarikan dukungan) bukan hal yang biasa. Ada sesuatu yang sepertinya ditutup-tutupi,” ujar Hasto.

Hasto merasa khawatir, yang bikin Partai Nasdem putar arah dari dukungan terhadap Anies Baswedan, karena adanya penyanderaan nasib hukum. Hal tersebut, yang membuat Partai Nasdem tak bisa menjaga konsistensi dalam keputusannya selama ini yang menjagokan Anies Baswedan dalam konstestasi politik level nasional, maupun juga di tingkat lokal di DKI Jakarta.

“Ini merupakan bagian yang kita lihat dari berbagai upaya-upaya yang mencoba menekan,” ujar Hasto.

Anies Baswedan semakin terancam tenggelam dalam peta politik. Setelah kandas dalam Pilpres 2024 lalu, pada Pilkada DKI Jakarta 2024 mendatang pun nasibnya terombang-ambing.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, sudah memastikan mencabut dukungannya terhadap Anies Baswedan untuk Pilkda DKI Jakarta 2024. “Saya sudah memberitahukan Pak Anies, ‘Pak Anies, Anda sebagai adik, ini bukan momen Anda untuk maju pada Pilkada Jakarta’,” kata Surya, Kamis (15/8/2024).

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang juga turut mengusung Anies Baswedan juga menarik diri. Satu-satunya faksi politik pendukungnya yang belum memutuskan adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sedangkan PDI Perjuangan, sampai saat ini belum memutuskan untuk mengumumkan siapa cagub yang akan disorongkan untuk Pilkada DKI Jakarta.

Namun di akar rumput, muncul dukungan agar PDI Perjuangan mengambil Anies Baswedan sebagai cagub dengan pasangan calon wakil gubernur (cagub) Rano Karno yang merupakan kader dari Partai Banteng. Hanya saja, PDI Perjuangan dalam Pilkada DKI Jakarta, membutuhkan partai pendukung lain dalam pengusungan cagub-cawagub untuk Pilkada DKI Jakarta.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement