REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur (cagub) Jakarta M Ridwan Kamil mengaku, tak suka jika harus bertarung dengan kotak kosong pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024. Namun, kata dia, kotak kosong juga merupakan instrumen dalam proses demokrasi yang disediakan oleh KPU.
Sebab itu, RK siap menghadapi apa pun yang terjadi dalam kontestasi perebutan kursi Pilgub Jakarta. "Saya berharap sih tidak (melawan) kotak kosong. Kami berharap, warga Jakarta diberikan kesempatan memberikan penilaian kepada mereka-mereka yang akan berkontestasi. Semakin ada, semakin banyak, sebenarnya semakin baik," kata RK usai deklarasi di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2024).
Bergabungnya 12 partai penyokong pasangan RK-Suswono membuat peluang kandidat lain maju melalui partai menjadi tertutup. Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mengusung RK-Suswono menguasai 91 dari 106 kursi di DPRD DKI Jakarta,
Hanya tersisa 15 kursi milik PDIP yang tidak cukup syarat untuk mengusung kandidat sendiri. Menyikapi situasi politik tersebut, RK menegaskan, hal itu bukan kehendaknya. Melainkan realitas dari hasil komunikasi semua parpol selaku pengusung.
Kondisi itu juga membuka peluang RK-Suswono menghadapi kotak kosong pada Pilgub Jakarta. "Semuanya itu, instrumen demokrasi. Pada saat akhirnya ada yang namanya kotak kosong, juga itu aturan bagian yang disepakati oleh demokrasi kita," ujar gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 tersebut.
RK-Suswono memang masih punya penantang dari jalur independen. Hal itu terjadi apabila KPU meloloskan pasangan Komjen (Purn) Dharma Pongrekun-Kun Wardhana Abyana, yang sempat dilaporkan mencatut sejumlah KTP dukungan milik warga Jakata.
Hanya saja, muncul anggapan jika pasangan Dharma-Kun adalah calon boneka. RK pun tak setuju dengan anggapan tersebut. "Jangan kita menyepelekan siapa pun sosok yang punya niat baik untuk Jakarta. Semua yang mendaftar punya keilmuan, punya kapasitas yang baik," ujar RK.