Rabu 21 Aug 2024 10:10 WIB

Perang Regional, Siasat Israel Mengusir Bangsa Palestina

Israel dinilai tak akan berhenti sampai Jalur Gaza.

Warga Palestina berjalan melintasi puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Senin (22/7/2024). Ribuan warga di Khan Younis melarikan diri dari serangan udara dan operasi militer Israel. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan serangan Israel ke Khan Younis, selatan Jalur Gaza tersebut menewaskan 70 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina berjalan melintasi puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Senin (22/7/2024). Ribuan warga di Khan Younis melarikan diri dari serangan udara dan operasi militer Israel. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan serangan Israel ke Khan Younis, selatan Jalur Gaza tersebut menewaskan 70 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- - Penasihat Presiden Palestina untuk Urusan Luar Negeri Riyad Al-Maliki menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sengaja menyerukan perang regional untuk menyingkirkan keberadaan demografis wilayah Palestina. Israel tak akan berhenti sampai Gaza.

"Satu-satunya cara bagi Netanyahu untuk dapat menyingkirkan demografi Palestina tersebut yakni menyerukan perang regional. Tidak hanya perang terbatas di Gaza, namun perang yang melampaui Gaza. Itulah satu-satunya cara untuk dapat mengubah peta wilayah," kata Al-Maliki dalam diskusi bertema Palestine's Never-Ending Struggle for Statehood, Human Rights, and Justice di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Al Maliki berpendapat bahwa dengan menggambar ulang peta wilayah, maka ada kemungkinan untuk menyingkirkan warga Palestina yang tinggal di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Itulah sebabnya, lanjut Al Maliki, Netanyahu berusaha menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik. "Itulah mengapa dia (Netanyahu) ingin memperluas perang hingga ke luar Gaza, Tepi Barat ke Lebanon, Suriah, Irak, Iran, Yaman dan di mana-mana," katanya.

Menurut Al Maliki, Netanyahu mengira bahwa dengan melakukan ekspansi perang dirinya yakin bahwa Amerika Serikat akan membelanya dan mendukungnya.

"Jadi dia percaya ini adalah satu-satunya cara jika dia ingin menyingkirkan keberadaan Palestina, kehadiran fisik dari blok demografi populasi tersebut, terutama di Tepi Barat," katanya.

Al Maliki menambahkan bahwa Israel berniat untuk membuat Gaza tidak layak dihuni, kendati masih ada orang-orang yang tinggal di sana, mereka tidak akan mampu bertahan hidup.

"Jadi itulah alasannya. Dia tidak hanya bermaksud membunuh orang, menghancurkan semuanya, sekolah, rumah sakit, jalan, infrastruktur, gereja, masjid dan semuanya. Jadi, meskipun ada orang yang tertinggal di Gaza, tidak akan ada cara bagi mereka untuk bertahan hidup," katanya menambahkan.

Lebih dari 40.000 orang, kebanyakan anak-anak dan perempuan, terbunuh dalam serangan Israel yang hingga kini masih berlangsung di Jalur Gaza.

Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Kedutaan Besar Palestina mengelar diskusi yang membahas isu Palestina di Sekretariat FPCI di Jakarta pada Selasa.

Acara yang diselenggarakan secara hybrid itu dihadiri sejumlah duta besar asing di Jakarta di antaranya Dubes Palestina Zuhair Al-Shun, Dubes Iran Mohammad Boroujerdi, Duta Besar Sudan Yassir Mohamed Ali, Duta Besar Maroko Ouadia Benabdellah dan Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement