REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- - Penasihat Presiden Palestina untuk Urusan Luar Negeri Riyad Al-Maliki menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sengaja menyerukan perang regional untuk menyingkirkan keberadaan demografis wilayah Palestina. Israel tak akan berhenti sampai Gaza.
"Satu-satunya cara bagi Netanyahu untuk dapat menyingkirkan demografi Palestina tersebut yakni menyerukan perang regional. Tidak hanya perang terbatas di Gaza, namun perang yang melampaui Gaza. Itulah satu-satunya cara untuk dapat mengubah peta wilayah," kata Al-Maliki dalam diskusi bertema Palestine's Never-Ending Struggle for Statehood, Human Rights, and Justice di Jakarta, Selasa.
Al Maliki berpendapat bahwa dengan menggambar ulang peta wilayah, maka ada kemungkinan untuk menyingkirkan warga Palestina yang tinggal di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Itulah sebabnya, lanjut Al Maliki, Netanyahu berusaha menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik. "Itulah mengapa dia (Netanyahu) ingin memperluas perang hingga ke luar Gaza, Tepi Barat ke Lebanon, Suriah, Irak, Iran, Yaman dan di mana-mana," katanya.
Menurut Al Maliki, Netanyahu mengira bahwa dengan melakukan ekspansi perang dirinya yakin bahwa Amerika Serikat akan membelanya dan mendukungnya.
"Jadi dia percaya ini adalah satu-satunya cara jika dia ingin menyingkirkan keberadaan Palestina, kehadiran fisik dari blok demografi populasi tersebut, terutama di Tepi Barat," katanya.
Al Maliki menambahkan bahwa Israel berniat untuk membuat Gaza tidak layak dihuni, kendati masih ada orang-orang yang tinggal di sana, mereka tidak akan mampu bertahan hidup.
"Jadi itulah alasannya. Dia tidak hanya bermaksud membunuh orang, menghancurkan semuanya, sekolah, rumah sakit, jalan, infrastruktur, gereja, masjid dan semuanya. Jadi, meskipun ada orang yang tertinggal di Gaza, tidak akan ada cara bagi mereka untuk bertahan hidup," katanya menambahkan.
Lebih dari 40.000 orang, kebanyakan anak-anak dan perempuan, terbunuh dalam serangan Israel yang hingga kini masih berlangsung di Jalur Gaza.
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Kedutaan Besar Palestina mengelar diskusi yang membahas isu Palestina di Sekretariat FPCI di Jakarta pada Selasa.
Acara yang diselenggarakan secara hybrid itu dihadiri sejumlah duta besar asing di Jakarta di antaranya Dubes Palestina Zuhair Al-Shun, Dubes Iran Mohammad Boroujerdi, Duta Besar Sudan Yassir Mohamed Ali, Duta Besar Maroko Ouadia Benabdellah dan Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad.