REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor mewisuda 301 sarjana tahun akademik 2023/2024. Acara ini dihadiri oleh para tamu kehormatan seperti Rektor Unida Gontor Prof Hamid Fahmy Zarkasyi; Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa Barat Prof Wawan Hermawan; Ketua Tanfidziyah PC NU Kab. Bogor Dr KH Aim Zaimuddin, serta para pimpinan perguruan tinggi, pejabat pemerintahan Kabupaten Bogor, lembaga pendidikan pesantren/sekolah, dan pengurus Yayasan Pendidikan Tinggi Ummul Quro Al-Islami Bogor (Y-PTUQI).
Dalam sambutannya, Rektor IUQI Bogor menekankan pentingnya para wisudawan untuk terus berpegang pada empat pilar utama kampus, yaitu Ilmu, Moral, Amal, dan Nasionalisme (IMAN). “Empat pilar ini adalah fondasi yang akan membimbing saudara-saudara dalam menjalani kehidupan di luar kampus, sebagai insan berpendidikan yang berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa,” ujarnya.
Selain itu, dalam orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, MA, M.Phil., beliau mengajak para wisudawan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, baik Master maupun Doktoral, guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia intelektual di Indonesia.
Hamid mengatakan bahwa World Economic Forum tahun 2019 merumuskan 16 kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia. Sembilan dari kompetensi tersebut sudah diajarkan di pesantren di antaranya leadership, sincerity dan service.
Jebolan Birmingham University Inggris itu menjelaskan bahwa penting bagi perguruan tinggi pesantren untuk membuat sistem asrama yang bertujuan untuk menanamkan keilmuan dan kompetensi yang mendalam diwarnai dengan atmosfir religiusitas yang kental.
Hal ini sudah dilakukan oleh Al Azhar Mesir, Oxford dan Harvard University menggunakan sistem asrama dalam sistem pendidikannya. Tentu saja hal ini dapat dilakukan sebab perguruan tinggi pesantren memiliki keunikannya sendiri.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa Barat, Prof. Dr. Wawan Hermawan, M.Ag., menyampaikan bahwa ekosistem pendidikan di Indonesia masih menghadapi kesenjangan antara kurikulum dengan kebutuhan industri. Tantangan lainnya adalah menjaga relevansi keilmuan agama di tengah perubahan zaman yang begitu cepat. Oleh karena itu, sinergi antara pendidikan agama dan kebutuhan dunia kerja menjadi sangat penting.
Wisuda ke-4 ini juga diwarnai dengan pemberian penghargaan "Satya Widyatama" kepada wisudawan terbaik tingkat institut dalam bentuk satu unit motor Scoopy. Selain itu, lima wisudawan terbaik tingkat program studi masing-masing mendapatkan satu buah smartphone sebagai bentuk apresiasi atas prestasi akademik mereka.
Acara wisuda ini menjadi momentum penting dalam perjalanan Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor menuju visi menjadi lembaga pendidikan tinggi Islam yang unggul dan berdaya saing tinggi.