Sabtu 11 Feb 2023 07:00 WIB

Profil Abraham Viktor, Pendiri Startup Kuliner Hangry yang Kini Berstatus Centaur

Masih muda dan kaya raya, beginilah cerita sukses dari Founding Member dan CEO startup kuliner, Hangry, Abraham Viktor.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Abraham Viktor ialah sosok di balik suksesnya cloud kitchen dan restoran offline bernama Hangry (2019). Bergerak di bidang kuliner, Hangry ialah startup yang melayani pesan antar khusus untuk ranah makanan dan minuman yang dirintis di masa pandemi Covid-19 ini.

Mempunyai lebih dari 70 gerai, pendapatan Hangry terus bertumbuh hingga lebih dari 23 kali lipat. Di sepanjang tahun 2019 - 2021, Hangry berhasil menjual lebih dari 10 juta porsi minuman dan makanan. Kabarnya, Hangry sanggup menjual lebih dari sejuta porsi produk yang berasal dari empat jenamanya. 

Angka ini akan terus bertambah seiring dengan masuknya Accha dan menjadi bagian Hangry. Berkat usahanya merintis Hangry, nama Abraham Viktor dan rekannya, Robin Tan, sukses masuk daftar Forbes 30 Under 30 untuk kategori Retail dan Consumer di tahun 2021.

Baca Juga: Profil Nabilah Alsagoff, Co-Founder DOKU yang Pelopori Pembayaran Digital di Indonesia

Dari Akuntan ke Entrepreneur

bram

Abraham Viktor (Sumber: www.listennotes.com)

Sebelum terjun ke dunia bisnis, Abraham Viktor pernah menimba pendidikan di Universitas Indonesia dan mengambil jurusan Akuntansi (Fakultas Ekonomi dan Bisnis). Tak dapat dipungkiri, lahir dari keluarga akuntan membuat Bram, demikian sapaan akrabnya, menggeluti bidang pendidikan yang disarankan orang tuanya.

Namun seiring dengan pertumbuhannya, Bram semakin menyadari bahwa menjadi entrepreneur ialah salah satu passion utamanya. Ia tergerak untuk membangun bisnis yang inovatif seraya mengembangkan sumber daya manusia. 

Selain itu, Bram juga memiliki ketertarikan yang besar di bidang kuliner. Sehingga ia pun membentuk PT Modular Kuliner Indonesia (Hangry) yang kini berkembang pesat. Startup rintisannya itu menjadi perusahaan kuliner multi-brand pertama di Indonesia yang berbasiskan teknologi.

Punya Segudang Pengalaman Menarik

Berbicara mengenai pengalaman dan riwayatnya sebagai pengusaha, Abraham Viktor sudah mengecap jam terbang yang beragam sebagai fondasinya berkiprah. Sebelum membentuk Hangry di tahun 2019, ia pernah menjadi Summer Equity Analyst di PT PANIN Asset Management (2011). 

Di tahun 2011 itu, namanya juga tercatat sebagai Co-Founder dari Kayafood yang merupakan produsen roti dan selai. Terus mengembangkan diri, Bram kembali menjadi Co-Founder untuk Ixacon, perusahaan baja ringan di tahun 2012. 

Setahun kemudian, Bram dikenal sebagai Analyst dari The Boston Consulting Group (2013). Selanjutnya, ia didapuk menjadi Investment Banking Analyst untuk Nomura (2014).

Bram lantas menjadi Co-Founder dan Chief Evangelist Taralite (2015). Memasuki tahun 2018, Bram menjadi Head of Special Projects OVO (PT Visionet Internasional). Hingga pada tahun 2019, ketekunannya mengantarkan perjalanan Bram untuk menjadi Founding Member dan CEO Hangry. 

Mendirikan Startup Kuliner yang Inovatif

pemilik hangry

Andreas Resha, Abraham Viktor, dan Robin Tan (Sumber: gayatekno.id)

Awalnya, Hangry dirintis oleh tiga rekanan yang terdiri dari Abraham Viktor, Andreas Resha, dan Robin Tan pada tahun 2019. Mereka merilis aplikasi ini agar pelanggan bisa memesan sajian dari sejumlah jenama di bawah naungan Hangry dengan cepat dan praktis. Meski begitu, menu yang tersedia di Hangry juga bisa dipesan lewat aplikasi lain, seperti GrabFood dan GoFood.

Hangry sendiri menyediakan sejumlah menu yang menggiurkan. Seperti minuman Kopi Dari Pada, ayam goreng cita rasa Korea (Moon Chicken), ayam geprek serta sajian dalam resep olahan lainnya (Ayam Koplo), dan masakan ala Jepang (San Gyu). Adapun produk sajian dibanderol mulai dari Rp15.000 - Rp70.000 ribu per porsi.

Bukan restoran fisik, Hangry ialah salah satu startup kuliner multi-brand dengan konsep restoran yang berbasis cloud kitchen (komputasi awan). Cloud kitchen artinya pembeli hanya dapat memesan menu makanan melalui online dan tak bisa makan langsung di tempat.

Berkembang dengan Restoran Offline

Tak hanya cloud kitchen saja, sekarang Hangry sudah memperluas pelayanannya dengan mengenalkan restoran offline versi mereka. Selain itu, Hangry juga memperluas pasarnya dengan cara mengakuisisi Accha, pionir makanan cepat saji khas India pada tahun 2021 lalu.

Yang menarik, Accha awalnya sempat melihat Hangry sebagai pesaing terkuatnya sebelum mereka berakuisisi. Hal ini dikarenakan tipe bisnis yang digarap oleh kedua belah pihak terbilang sama. 

Namun rupanya, keduanya memiliki kesamaan visi misi. Dengan berakuisisi, Hangry pun menghadirkan Accha sebagai pelengkap beragam produk yang disajikannya. Merogoh dana ratusan miliar, peleburan Hangry dan Accha juga akan melahirkan produk kolaborasi lainnya dari mereka. 

Hangry menargetkan untuk menambah 120 outlet mereka di wilayah Jabodetabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Selain itu, Hangry juga berencana untuk menggandeng sejumlah jenama lainnya guna memperkaya keragaman produk sajian di outlet restoran offline mereka.

Baca Juga: Menelisik Perjalanan Karier Forrest Li, Pemilik Shopee, Garena, dan SeaMoney yang Makin Tajir

Membidik Pasar Domestik Maupun Global

Untuk rencana jangka panjangnya, Hangry ingin terus bertumbuh menjadi perusahaan food and beverages terbesar Indonesia di tahun 2025. Bahkan, Hangry juga berambisi untuk menembus pasar global di tahun 2030 nanti. 

Kabarnya, Hangry kembali menerima sejumlah dana ekuitas dan pinjaman dari beberapa sumber. Kucuran dana institusional pertama didapatkan sebesar Rp43 miliar (3 juta Dollar AS) pada tahun 2020 lalu. Dana tersebut berhasil dikantongi dari Sequoia Capital dan Alpha JWC Ventures lewat program akselerator Surge

Menariknya lagi, Alpha JWC Ventures kembali menginvestasikan dana kepada Hangry melalui pendanaan seri A di bulan Mei 2021, dengan nominal di kisaran Rp204,7 miliar (14,25 juta Dollar AS).

Menggiatkan Ekspansi Regional dan Nasional

Kini, startup bernama Hangry ini terus berekspansi di bawah pimpinan Abraham Viktor beserta beberapa rekannya. Selain Robin Tan dan Andreas Resha, nama Sari Lauda, Wenyou Tan, dan Arlene Sutjiamidjaja juga ikut terlibat dalam pengelolaannya.

Dalam urusan pendanaannya, Bram menuturkan bahwa penambahan jenama baru akan selalu menjadi bagian dari sasaran Hangry. Hal ini dikarenakan startup tersebut memang berkonsepkan perusahaan multi-brand dan juga multi-channel. 

Tentunya, jenama unggulan yang lebih siap secara global akan selalu dipilih Hangry untuk diajak berakuisisi. Apalagi dengan adanya dukungan signifikan dari jajaran investor yang ulung seperti Journey Capital Partners, Orzon Ventures, Sassoon Investment Corporation (SassCorp), Alpha JWC Ventures, Innoven Capital, hingga Genesis Alternative Ventures. Hangry percaya ambisi besar mereka dapat segera terwujud dan terlaksana.

Per April 2022 ini, penggelontoran dana segar senilai 22 juta Dollar AS (kisaran Rp316 miliar) kembali didapatkan Hangry untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnisnya. Sementara itu, prediksi valuasi perusahaan terkini telah mendekati 150 juta Dollar AS yang membuatnya menyandang status Centaur yang bisa segera bertumbuh pesat menjadi Unicorn.

Kiat Sukses dari Pengalaman Bram

pemilik hangry

Sumber: dailysocial.id

Abraham Viktor berpendapat, bisnis kuliner yang kini berkembang sangat pesat melahirkan begitu banyak pemain baru yang terus bermunculan. Ketatnya persaingan ini mengharuskan para pelakunya mempunyai fondasi yang kuat untuk tetap kompeten dan berkualitas. 

Tiap orang memiliki cara serta prosesnya sendiri untuk mencapai keberhasilan. Perihal kesuksesannya membangun bisnis kuliner, Abraham lantas berbagi kiat khusus yang telah dipraktikkannya. 

Dalam acara ShopeePay Talk: Muda Mudi Bangsa, Bangkit Bangun Bisnis yang dihelat pada Mei 2021 lalu, Bram berbagi sejumlah langkah agar sukses menggeluti bisnis kuliner. Poin pentingnya ialah langsung mengeksekusi, menentukan skala bisnis yang hendak dicapai, belajar serba cepat, serta menguasai seluruh segmen pasar secara keseluruhan.

  1. Langsung Mengeksekusi

    Belajar dari kesalahan yang pernah dilakukannya, Bram menyarankan agar pelaku bisnis jangan terperangkap dengan overthinking yang kelamaan. Sebaliknya, demi efisiensi, upayakan untuk langsung mengeksekusi agar ide tidak menjadi usang atau basi. 

    Lalu segeralah ambil tindakan dan lakukan langkah pertama untuk mewujudkannya. Mengatur strategi dan perencanaan matang memang penting. Namun jangan sampai terlalu lama menyita waktu dan langsung saja mengeksekusi.

  2. Menentukan Skala Bisnis yang Hendak Dicapai

    Tentukan goal yang dituju sebagai skala kesuksesan bisnis. Mau besar ataupun kecil, lokal atau global, target ini penting agar bisnis bisa maju secara maksimal untuk segera mencapai kesuksesan. 

    Penentuan skala bisnis diibaratkan sebagai peta petunjuk arah bagi kemajuan bisnis yang sedang dirintis. Poin ini juga sangat berguna untuk penyesuaian modal dan berapa besar budget yang dibutuhkan untuk mewujudkannya.

  3. Belajar Serba Cepat

    Persaingan yang kompetitif di dunia bisnis mengharuskan para pelakunya untuk belajar dengan serba cepat, termasuk dalam fleksibilitas. Ketika mengalami kegagalan, cepatlah beradaptasi dan pelajari di mana letak kekurangannya. 

    Segera perbaiki agar bisnis menjadi lebih maju lagi. Jangan ragu apalagi sungkan untuk mengikuti rekam jejak pengusaha lainnya yang sudah senior dan lebih dulu mencapai kesuksesannya.

  4. Menguasai Seluruh Segmen Pasar Secara Keseluruhan

    Adalah penting dalam bisnis kuliner untuk selalu menguasai segmentasi pasar secara keseluruhan. Dengan membidik seluruh lapisan masyarakat, kemungkinan pembeli yang datang dari beragam latar belakang pun akan semakin besar. Pastikan produk yang ditawarkan bisa disukai semua kalangan dan dibeli oleh segala usia. 

    Kiat terakhir tersebut telah sesuai dengan cita-cita Hangry, yakni membangun jenama dengan sajian berkualitas yang bisa dinikmati di seluruh dunia. Tak hanya sekadar membangun jenama sendiri, Hangry juga menggabungkan brand juara lainnya di ranah makanan dan minuman kenamaan. Dengan begitu, minat dan selera para konsumen yang berbeda-beda pun bisa dipenuhi dengan optimal.

Baca Juga: Menelusuri Jatuh Bangun Edwin Soeryadjaya, Konglomerat Batu Bara dengan Harta Triliunan Rupiah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement