Selasa 27 Aug 2024 07:36 WIB

Bos OJK Sebut Perputaran Ekonomi di Industri Halal Dunia Capai Rp 36 Triliun

Indonesia adalah negara dengan konsumen makanan halal terbesar di dunia.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Model berjalan memperagakan busana di area Stasiun MRT Bundaran HI dalam acara Muffest x MRT , Jakarta, Jumat (19/7/2024). Kegiatan ini merupakan sebagai rangkaian acara Road to Muslim Fashion Festival (MUFFEST)+ 2024 yang akan digelar di Istora Senayan pada 8-11 Agustus 2024. Muslim Fashion Festival atau MUFFEST merupakan perhelatan event  tahunan yang mempromosikan fashion muslim.
Foto: Republika/Prayogi
Model berjalan memperagakan busana di area Stasiun MRT Bundaran HI dalam acara Muffest x MRT , Jakarta, Jumat (19/7/2024). Kegiatan ini merupakan sebagai rangkaian acara Road to Muslim Fashion Festival (MUFFEST)+ 2024 yang akan digelar di Istora Senayan pada 8-11 Agustus 2024. Muslim Fashion Festival atau MUFFEST merupakan perhelatan event tahunan yang mempromosikan fashion muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengatakan perputaran ekonomi melalui produk-produk industri halal di dunia mencapai Rp 36 triliun. Saat ini, industri halal dunia mengalami perembangan yang sangat pesat, menurut survei pada 2023 populasi muslim di dunia membelanjakan uangnya untuk produk industri halal.

"Antara lain makanan halal, seperti modest fashion, media, rekreasi, pariwisata ramah muslim, farmasi dan kosmetik dengan total nilai perputaran ekonomi sekitar Rp 36 triliun,"ujar perempuan yang akrab disapa Kiki dalam Webinar Urgensi Produk Halal untuk Ekonomi Indonesia Berkelanjutan, Senin (26/8/2024).

Baca Juga

Tentunya kemajuan industri halal tersebut tidak lepas dari beberapa faktor pendukung, yaitu demand dan supply. Terdapat permintaan, peningkatan populasi milenial dan Gen Z di dunia sebagai largest spender sebesar 27,8 persen yang merupakan muslim. Kemudian, peningkatan daya beli dan kesadaran masyarakat untuk memiliki gaya hidup yang sesuai dengan agama serta landasan sesuai syariat Islam yang mampu mendorong peningkatan konsumsi dan atas produk-produk.

“Hal tersebut didukung dengan perkembangan digital yang mempermudah akses terhadap informasi dan pasar,” kata dia.

Kiki melanjutkan, bila ditinjau dari aktivitas keuangan dan perdagangan, nilai transaksi keuangan syariah pada 2023 juga meningkat lima kali lipat dari tahun sebelumnya. Dengan pencapaian tersebut, Indonesia menempati posisi ketiga dari Global Islamic Economic Indicator, meningkat dari yang sebelumnya di posisi empat.

"Ini adalah peringkat yang tentu saja sangat baik," kata Kiki.

Sementara itu untuk pariwisata ramah muslim, Indonesia menempati urutan pertama berdasarkan Global Muslim Travel Index atau (GMTI). Indonesia juga mencatat peringkat yang tinggi dan menjanjikan di berbagai sektor industri halal.

"Indonesia adalah negara dengan konsumen makanan halal terbesar di dunia, dengan tingkat kesadaranmasyarakat fashion halal mencapai 98 persen, negara dengan lima besar konsumen farmasidan kosmetik halal, potensi pariwisata halal kelas dunia, dan pesatnya pertumbuhan industri media dan juga rekreasi halal," ungkap Kiki.

 

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement