Rabu 28 Aug 2024 10:47 WIB

Barbarossa Bersaudara, Kisah Bajak Laut Corsair Muslim

Barbarossa turut berjasa dalam menyelamatkan Muslimin yang terusir dari Andalusia.

Salah satu Barbarossa bersaudara, pelaut ulung yang juga bajak laut pengabdi Ottoman.
Foto: dok wiki
Salah satu Barbarossa bersaudara, pelaut ulung yang juga bajak laut pengabdi Ottoman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pelaut Yunani turut menjadi andalan untuk mendukung kejayaan maritim Turki Utsmaniyah (Ottoman) sejak abad ke-15 M. Di antara yang paling terkemuka adalah Barbarossa Bersaudara. Dua tokohnya yang legendaris, yakni Oruc (Aruj) dan Hayreddin (Khair ad-Din), membawa kebesaran negeri Islam itu di seluruh Laut Mediterania.

Dalam berbagai literatur, Barbarossa Bersaudara kerap disebut sebagai sebuah kelompok bajak laut. Namun, istilah itu pertama-tama mesti ditelaah sesuai dengan konteks zaman mereka.

Baca Juga

Bruce Masters dalam artikelnya di Encyclopedia of the Ottoman Empire (2008) menjelaskan, terminologi bajak laut pada akhir abad pertengahan di Eropa tidak bisa serta merta disamakan dengan masa kini. Bajak laut kala itu bukan hanya soal perompakan atau pelbagai bentuk kejahatan lainnya yang terjadi di bahari.

Kawanan bajak laut (pirate) dapat berperan sebagai tiga peran: kelompok liar, abdi negara (privateer), atau di antara keduanya.

Jika menjadi gerombolan liar (outlaw), para bajak laut bertindak demi kepuasan pribadi. Sebagai kelompok privateer, mereka mengabdi kan kepiawaiannya dalam menempuh lautan demi kepentingan sebuah negara; misalnya, mengawal ekspedisi berbendera negara tertentu agar aman saat melintasi kawasan perairan atau merampas kapal-kapal milik armada musuh negara itu.

Masters mengatakan, di Laut Mediterania sejak medio abad ke-14 M, ada peran bajak laut yang sama independennya seperti kelompok outlaw, tetapi mereka bertindak demi kejayaan negeri tertentu. Itulah yang disebut sebagai corsair.

Terminologi corsair berasal dari bahasa Italia, corsaro, yang berakar dari bahasa Latin abad pertengahan, cursarius. Artinya, secara harfiah, `bajak laut' atau 'pelarian.' Pemakaian istilah tersebut, Marsters melanjutkan, mulai marak seiring dengan pecahnya Perang Salib pada abad ke-12.

Kelompok-kelompok corsair pun muncul baik dari kaum Salibis maupun Muslimin. Bahkan, Masters menegaskan, konotasinya di Mediterania cenderung mengatasnamakan agama. Menjadi anggota corsair Kristen berarti menarget kapal-kapal milik Muslim. Menjadi anggota corsair Muslim pun berarti mengincar kapal-kapal berbendera Salib.

Corsair Kristen paling terkenal pada masa itu ialah Ksatria Santo John yang bermarkas di Pulau Malta. Sementara, Barbarossa Bersaudara menjadi corsair termasyhur dari kubu Muslimin.

Sebelum mengabdi pada Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, karier Barbarossa bersaudara bermula dari Yunani, tepatnya Lesbos di pesisir timur Laut Aegea. Saat dewasa, mereka berpindah iman dari Kristen menjadi Muslim. Keahliannya dalam menerjang lautan membuatnya cepat terkenal sebagai salah satu kelompok paling tangguh di seluruh Mediterania.

Baik hati

Si sulung yang akrab disapa Baba Oruc berperan besar dalam menolong ribuan umat Islam dan Yahudi Andalusia pada akhir abad ke-15. Para pengungsi itu terusir dari Spanyol akibat gelombang Inkuisisi (Reconquista) sehingga harus menyeberang ke Maghribi (Maroko kini).

Kisah kepahlawanan mereka men jadi buah bibir bagi masyarakat Muslimin Afrika Utara, tetapi justru menjadi stigma di tengah orang-orang Nasrani. Folklor Italia memelesetkan namanya menjadi si janggut merah--barbarossa--dalam bahasa setempat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement