Rabu 04 Sep 2024 21:04 WIB

Nasihat Rasulullah untuk Orang yang Pusing Memikirkan Utang

Rasulullah SAW juga mengajarkan doa yang dapat dipanjatkan orang berutang.

Ilustrasi utang
Foto: Freepik
Ilustrasi utang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam hidup ini, nasib seorang manusia senantiasa berputar. Suatu waktu dia berada di kejayaan. Pada kurun lain, dia mengalami kejatuhan, semisal dibebani dengan besarnya utang.

Ajaran Islam tidak mengharamkan utang. Hanya saja, ada batasannya, yakni utang dan piutang tidak boleh disertai dengan riba. Ingatlah surah al-Baqarah ayat 276 yang artinya, "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa."

Baca Juga

Pada zaman Rasulullah SAW, ada seseorang yang terlilit utang. Dialah Abu Umamah, seorang Anshar. Di dalam masjid, dia tampak merenung dan gelisah. Nabi Muhammad SAW kemudian mendekati dan menyapanya.

Beliau pun bertanya, "Wahai sahabatku, mengapa engkau tetap berada di dalam masjid ini, sementara kini bukan waktunya shalat?"

Untuk sesaat, yang ditanya bingung hendak menjawab apa. Dengan menarik nafas panjang, Abu Umamah pun menjelaskan, "Wahai Rasulullah, saya memang sedang cemas karena memikirkan besarnya utang yang melilit saya."

Mendengar jawaban itu, Nabi SAW tertegun. Keadaan Madinah saat itu belum begitu baik untuk urusan bisnis. Masih banyak kaum Anshar dan Muhajirin yang serba kekurangan sehingga terpaksa meminjam uang untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Rasulullah SAW bersabda, "Aku akan mengajarkanmu beberapa perkataan positif. Jika engkau mengucapkannya, mudah-mudahan Allah SWT akan menghilangkan segala kesulitanmu dan melunasi utang-utangmu. Bacalah doa ini pada pagi dan sore hari."

Doa bebas dari utang:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

"Allahumma inni a'uudzu bika minal hammi wal hazani wa a'uudzu bika minal 'ajzi wal kasali, wa a'uudzu bika minal jubni wal bukhli, wa a'uudzu bika min ghalabatid daini waqahrir rijaal."

Artinya, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia."

Menurut pengakuan Abu Umamah, seperti dinukil hadis riwayat Abu Dawud, setelah ia mengamalkan dan membaca doa yang diajarkan Nabi SAW tersebut, Allah menghilangkan kebingungan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, dan ketakutan dari dalam dirinya. Utang-utangnya pun dapat dilunasinya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement