Rabu 11 Sep 2024 07:56 WIB

Sabda Nabi: Dekatnya Kiamat Sedekat Jarak Dua Jari, Mengapa Masih Belum Terjadi?

Pemaknaan dekat berbeda dari apa yang dipahami manusia.

Hari Kiamat (Ilustrasi)
Hari Kiamat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Tanda-tanda kiamat yang Allah informasikan kepada manusia sangatlah banyak. Salah satunya adalah diutusnya Nabi Muhammad SAW. 

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal dalam buku Prediksi Akhir Zaman menjelaskan, diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah di antara tanda semakin dekatnya kiamat. Dalam sebuah hadits, beliau sendiri mengatakan bahwa jarak antara pengutusan beliau dan datangnya kiamat adalah bagaikan jarak antara dua jari. Yakni jari tengah dengan jari telunjuk.

Baca Juga

Hal ini juga dijabarkan oleh Ibnu Abbas yang mengatakan, “Diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah tanda-tanda kiamat. Tatkala Malaikat Jibril melewati penduduk untuk diutus kepada Nabi, penduduk langit pun mengucap takbir dan mengatakan bahwa sebentar lagi akan terjadi kiamat."

Jika pengutusan Rasulullah SAW juga bagian dari pertanda bahwa kiamat itu sudah dekat, maka bagaimana bisa itu terjadi sedangkan sudah 1.000 tahun lebih sejak Nabi diutus hingga kini namun kiamat belum terjadi? Maka dijelaskan bahwa pemaknaan kata dekat berdasarkan ilmu dan ketentuan Allah berbeda dengan apa yang dipahami manusia.

Bisa jadi apa yang dekat bagi Allah, dianggap jauh oleh manusia. Hal ini juga ditegaskan dalam Alquran Surat Al-Ma’arij ayat 6-7, Allah berfirman: 

اِنَّهُمۡ يَرَوۡنَهٗ بَعِيۡدًا ۙوَّنَرٰٮهُ قَرِيۡبًا

"Inaahum yarawnahuu ba'iidaa. Wa naraahu qariibaa."

Yang artinya, "Mereka memandang (azab) itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi)."

Maka kiamat bisa dikatakan dekat karena dilihat dari lamanya kehidupan sebelum umat Nabi Muhammad SAW itu ada. Misalnya jika dianalogikan bahwa umur dunia ini sudah 50 tahun lamanya, maka dari usia itu dunia sudah berjalan selama 45 tahun. Artinya, sisa lima tahun ini jika dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya jelas lebih sedikit.

Dalam hal ini, Nabi pun menjelaskan dalam sebuah hadits,  “Innama ajalukum fi ajali min khalaa minal-umami maa baina shalatil-ashri ila maghribi as-syamsi." Yang artinya, “Sesungguhnya ajal kalian—umat Islam—(dengan datangnya hari kiamat) jika dibandingkan dengan waktu yang ditempuh oleh umat-umat sebelum kalian bagaikan jarak antara sholat Ashar dengan waktu maghrib (saat tenggelamnya matahari)."

Maka, umat Islam dalam hadits ini dikategorikan sebagai umat yang muncul pada waktu Ashar. Sedangkan masa umat-umat terdahulu yang dimulai dari Nabi Adam antara waktu hidup pada masa rentang Subuh hingga Ashar.

 

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement