Senin 09 Sep 2024 00:12 WIB

Rektor UMJ Hadiri Pengukuhan DPD IMM DKI Jakarta 2024-2026

Pengurus IMM yang baru harus tetap menghidupkan napas semangat mahasiswa.

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Ma
Foto: Dok Republika
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Ma'mun Murod Al-Barbasy, MSi, menghadiri Pengukuhan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) DKI Jakarta periode 2024-2026.

Pengukuhan tersebut digelar di Gedung Dakwah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Jumat (06/09/2024). Saat memberi sambutan, Ma'mun menyampaikan bahwa pengurus IMM yang baru harus tetap menghidupkan napas semangat mahasiswa. 

Baca Juga

“Mahasiswa yang identik dengan intelektual perlu digaungkan, jangan terlalu buru-buru cepat tua atau memandang kemapanan dengan cepat karena sejarah perjalanan demokrasi di Indonesia tidak lepas dari peranan kaum intelektual," tuturnya.

Ketua Umum Forum Keluarga Alumni (FOKAL) IMM itu menambahkan, seyogianya setiap kader IMM DKI Jakarta harus bisa memaksimalkan langgam atau potensi masing-masing untuk kemajuan bersama.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM Riyan Betra Delza menekankan pentingnya peranan kader IMM dalam mengembangkan kompetensi dan metode gerakan.

“Setiap perjuangan memiliki metode atau strategi yang berbeda-beda. Oleh karena itu sesama kader IMM harus saling mendukung," kata Riyan.

Menurutnya, IMM selaku kaum intelektual tidak boleh berdiam diri, tidak menjadi pengangguran pasca selesai di struktural kepengurusan, dan harus terus berjuang dengan kompetensi yang dimiliki.

Tidak kalah penting, Ketua Umum DPD IMM DKI Jakarta Lutfiadi menjelaskan, pengukuhan ini menjadi momentum penting untuk menyalakan harapan dan menciptakan karya-karya yang menjayakan Jakarta. Oleh karena itu, ia menyimpulkan perjuangan dan pergerakan IMM DKI Jakarta ke depan dirangkai dalam kata DKJ yang merupakan akronim dari Daya, Karya, Jaya.

“Sebelum berjaya kita perlu berdaya dan memiliki karya. Maka dari itu DPD membuka peluang bagi setiap kader-kader se-DKI untuk berkontribusi nyata bagi Jakarta," ujar Lutfi.

Menurutnya, kader-kader IMM pun harus mengembangkan kompetensi yang dimiliki, jangan sampai nyaman dan asyik dalam bidang atau isu tertentu saja. Akan tetapi perlu menguasai bidang-bidang yang lain, khususnya ketika DKI Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota.

Mahasiswa Magister Hukum Fakultas Hukum UMJ itu mengingatkan, meski sudah tidak lagi menjadi ibu kota, Jakarta tetap memiliki kekuatan besar yang mesti dimanfaatkan dan dioptimalkan. 

“Jakarta akan tetap dipandang sebagai kota yang memiliki kekuatan besar, khususnya dalam sektor ekonomi. Oleh karena itu, kami (DPD IMM DKI Jakarta) siap bersinergi dengan pemerintah provinsi ke depan untuk menyiapkan Jakarta sebagai kota global dan berdaya saing tinggi,” jelas Lutfi.

Terakhir, ia menegaskan bahwa hal tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen DPD IMM DKI Jakarta dalam mewadahi dan membentuk individuasi atau kompetensi yang ada pada diri kader untuk menjawab transisi kota Jakarta sebagai kota global.

Pengukuhan DPD IMM DKI Jakarta periode 2024-2026 yang bertajuk “Mengasah Daya, Mengukir Karya dari IMM untuk Jakarta", turut dihadiri Anggota MPR RI sekaligus Wakil Ketua PWM DKI Jakarta H. Fathan Subchi. 

Pada kesempatan tersebut, para pimpinan DPD IMM DKI Jakarta 2024-2026 dikukuhkan langsung oleh Riyan Betra Delza, yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal DPP IMM M. Zaki Mubarak dan Bidang Organisasi Rahmat Syarif.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement