Oleh : Elba Damhuri, Pemimpin Redaksi Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Jika Anda ingin tahu kehidupan China modern 50 tahun ke belakang, maka datangilah Shanghai. Di sana Anda akan melihat modernisasi luar biasa, ekonomi yang kemilau, dan lahirnya sosok-sosok miliarder dari berbagai umur.
Jika Anda ingin melihat peradaban China 500 tahun terakhir maka datagilah Beijing. Di sana terlihat simbol-simbol kemegahan politik dan persatuan China. Di Beijing lahir dan tumbuh tokoh-tokoh besar China yang membuat negeri Panda ini Berjaya seperti saat ini.
Dan, jika Anda ingin menjadi saksi kehidupan China 3.000-5.000 tahun lalu, datangilah Xi'an (Xian). Kota Xian di Provinsi Shaanxi ini menjadi salah satu tujuan Utama wisata dunia, tersimpan banyak peninggalan sejarah ribuan tahun lalu.
Yang paling fenomenal adalah Museum Prajurit Terakota dan Kuda yang diperkirakan dibangun 2.000 tahun lalu. Simbol-simbol kebersamaan, harmonisasi, toleransi, kesejahteraan, dan kejayaan tampak jelas muncul di sana.
Di Kota Xian juga berdiri Masjid Raya Xian yang dibangun pada tahun 743 Masehi. Masjid ini dibangun oleh pedagang dan utusan Persia, Timur Tengah yang sudah membangun hubungan melalui Jalur Sutra dengan masyarakat China. Dari hubungan dan akulturasi ini lahirnya Muslim Hui di China.
Hubungan Islam, Muslim dengan China sudah terjalin sejak lama. Perkawinan terjadi tidak hanya pada level sesama manusianya, tetapi juga pada budaya, makanan, minuman, cara hidup, hingga bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dengan nilai-nilai baru.
Masjid Xian dikelilingi satu tempat tujuan turis: Muslim Square. Makanan khas akulturasi Muslim dan China tersedia di ini. Makanan asli China pun ada. Berbagai souvenir dan replika barang-barang bersejarah bisa dibeli di Muslim Square.
Sayangnya, kata beberapa teman Xian yang saya temui di seputaran Muslim Squara dan Masjid Xian, cerita-cerita seperti ini jarang muncul di media-media utama dunia. Media tertentu, mereka sebut, terlalu sibuk mencari titik-titik negatif yang belum tentu benar dan sebenarnya merugikan Muslim di China.
Cerita Xinjiang dan Islam pun memantik perhatian dunia. Pemberitaan yang dinilai publik Islam China tidak seimbang dan merugikan mereka itu berbeda dengan kondisi nyata.
Muslim Xian mengatakan Pemerintah China telah memberikan perhatian lebih dan dukungan kuat kepada Muslim China. Di Xian, Masjid Raya Xian ditetapkan Pemerintah sebagai peninggalan bersejarah dan dilindungi. Perlakuan sama juga diberikan di Xinjiang dan komunitas Muslim lainnya.
"Ada gap [kesenjangan] tinggi dalam alur informasi tentang China," kata salah satu pemimpin media di China yang saya temui di Beijing, Ibu Kota China.
Ia menanggapi segala misinformasi dan cerita-cerita yang berlebihan tentang China yang terus didorong sejumlah pihak. Ada persaingan global yang hebat dan keras ketika muncul raksasa-raksasa dari Asia memainkan peran penting dalam sistem dunia sekarang. Perang informasi pun semakin tak terelakkan ---karena informasi adalah power.
Maka, lahirlah Forum Media China-Indonesia untuk menjadi jembatan memperkuat hubungan kedua negara terutama dalam membangun alur informasi yang seimbang dan akurat. Media memiliki kekuatan dan kredibilitas untuk menyebar informasi yang faktual dan mampu membangun hubungan saling mengerti untuk kedua bangsa.
Forum Media China-Indonesia
Saya bersama sejumlah pemimpin redaksi media dari Indonesia diundang sebagai delegasi Indonesia pada Forum Media China-Indonesia 2024 di Beijing pada Senin (2 September 2024). Kami memaparkan sejumlah hal pada forum yang dihadiri komunitas media China, akademisi, mahasiswa, hingga pejabat lokal.
Pemred media dari Indonesia yang menyampaikan pemikiran dan ide-ide dalam forum ini mencakup Kantor Berita Antara, Kompas, Jakarta Post, Republika, NetTV, dan Katadata. Dari China ada Xinhua, People's Daily, CGTN, CRI, dan lainnya.