Jumat 13 Sep 2024 10:29 WIB

IAF Raup Suara Besar di Pemilu, Ikhwanul Muslimin Diprediksi Bangkit di Yordania

Kemenangan itu dinilai bukti dukungan rakyat akan kedekatan IAF dengan Hamas.

 Anggota keamanan Yordania berjaga-jaga selama sholat Jum
Foto: EPA-EFE/ANDRE PAIN
Anggota keamanan Yordania berjaga-jaga selama sholat Jum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kalangan oposisi Islamis moderat Yordania memperoleh suara signifikan dalam pemilihan umum parlemen pada Selasa (10/9) waktu setempat. Hasil resmi awal menunjukkan pada Rabu (11/9), mereka berhasil memenangkan hingga seperlima kursi di bawah undang-undang pemilu yang direvisi.

Untuk pertamakalinya, Yordania mengalokasikan 41 kursi untuk partai, menurut angka awal yang dilihat oleh Reuters dan dikonfirmasi oleh sumber independen dan resmi, berdasarkan undang-undang pemilu yang baru. Jumlah ini terbilang besar di tengah jatah faksi suku dan pro-pemerintah yang diprediksi terus mendominasi majelis tersebut. Jumlah anggota parlemen sendiri mencapai sebanyak 138 orang.

Baca Juga

"Rakyat Yordania telah memberi kami kepercayaan dengan memilih kami. Fase baru ini akan meningkatkan beban tanggung jawab partai terhadap bangsa dan warga negara kami," kata Kepala IAF, Wael al Saqqa kepada Reuters.

IAF satu-satunya oposisi akar rumput yang efektif, memuji pihak berwenang karena tidak ikut campur dalam pemilihan umum."Pemilihan umum mencerminkan keinginan untuk perubahan dan mereka yang memilih tidak selalu semuanya Islamis tetapi menginginkan perubahan dan telah muak dengan cara-cara lama," kata Kepala Ikhwanul Muslimin, Murad Adailah, dikutip dari laman VOA News, Jumat (13/9/2024) 

Adailah mengatakan kepada Reuters bahwa kemenangan mereka adalah referendum rakyat yang mendukung platform dukungan mereka terhadap kelompok militan Palestina Hamas, sekutu ideologis mereka, dan tuntutan mereka untuk membatalkan perjanjian damai negara itu dengan Israel.

photo
Aksi demonstrasi warga Yordania menentang Israel. - (AP/Mohammad Hannon)

Di negara dimana tempat sentimen anti-Israel tinggi, mereka telah memimpin beberapa protes terbesar di wilayah tersebut untuk mendukung Hamas. Kampanye tersebut, menurut lawan-lawan mereka memungkinkan mereka untuk meningkatkan popularitas mereka.

Pemilihan umum tersebut merupakan langkah sederhana dalam proses demokratisasi yang diluncurkan oleh Raja Abdullah saat ia berupaya melindungi Yordania dari konflik di perbatasannya dan mempercepat laju reformasi politik yang lambat.

 

Harapan raja.. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement