REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN --Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr RA menunjukkan betapa Rasulullah SAW mewanti-wanti kepada umatnya untuk menjaga dan melindungi diri dari segala bentuk godaan setan. Di antaranya kejahatan manusia dan termasuk di dalamnya perundungan atau bullying.
Hadits tersebut berisi doa yang sering diucapkan oleh Rasulullah SAW untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT. Selain memohon berlindung dari siksa-Nya, juga berlindung dari bisikan setan, dan kejahatan para hamba-Nya.
Doa itu diajarkan pula oleh salah seorang sahabat, yakni Abdullah bin Amr RA. Hal ini diketahui dapat diketahui berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya (Abdullah bin Amr RA), sebagai berikut:
- أنَّ رسولَ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ كانَ يعلِّمُهم منَ الفزعِ أعوذُ بِكلماتِ اللَّهِ التَّامَّة من غضبِه وعقابِه وشرِّ عبادِه ومن همزاتِ الشَّياطينِ وأن يحضرونِ فإنَّها لن تضرَّهُ وَكانَ عبدُ اللَّهِ بنُ عمرٍو رضيَ اللَّهُ عنهُ يعلِّمُها من بلغَ من ولدِه ومن لم يبلغ منهم كتبَها في صَكِّ ثمَّ علَّقَها في عنقِهِ
"Rasulullah SAW biasa mengajarkan (cara berlindung) dari rasa khawatir (atau ketakutan atau kecemasan), dengan kalimat A'uudzu bikalimaa tillaa hit-taammati min ghodobihi wa 'iqoobihi, wa min syarri 'ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini, wa an yahdhuruun. Sungguh doa tersebut tidak akan mendatangkan bahaya. Abdullah bin Amr biasa mengajarkan doa tersebut kepada anak-anaknya yang telah baligh. Untuk anaknya yang belum baligh, dia menuliskan kalimat doa tersebut, lalu digantungkan di leher (anaknya)." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, serta ada dalam Hidayah Al Ruwah karya Ibnu Hajar Al Asqolani)
Berikut bunyi lengkap doanya:
أَعُوذُ بِكَلمَاتِ اللَّـهِ التَّامَّةِ، مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ، وَمِنْ شَرِّ عِبَادِهِ، وَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ، وَ أَنْ يَحْضُرُونِ
Latin:
A'uudzu bikalimaa tillaa hit-taammati min ghodobihi wa 'iqoobihi, wa min syarri 'ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini, wa an yahdhuruun.
Terjemahan:
"Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna, dari murka dan siksa-Nya, kejahatan para hamba-Nya, godaan atau bisikan setan dan dari kepungan atau kehadiran setan itu."
Abdullah bin Amr dahulu mengajarkan anaknya yang sudah baligh untuk selalu membaca doa tersebut supaya mendapat perlindungan Allah SWT dari berbagai bentuk kejahatan maupun godaan setan. Adapun bagi anaknya yang belum baligh, Abdullah bin Amr menuliskan bacaan doa tersebut, kemudian digantungkan di leher anaknya.