REPUBLIKA.CO.ID, TAIF -- Usai penaklukan Makkah, Nabi Muhammad SAW menyusun kerja secara terstruktur dan terorganisir agar berhala-berhala hilang di sekitaran Ka'bah. Hal ini untuk membedakan mana amal ibadah haji sesuai syariat mana ibadah haji yang jahilyah atau musyrik.
Abu Thalhah Muhammad Yunus Abdussttar dalam kitabnya "Kaifa Tastafidumi min al-Haramain asy-Syarifain Ayyuha az-Zair wa al-Muqim Ahwal an-Nabi fi al-Hajj" menuliskan adapun siar dan amalan yang jelas menunjukkan kesengajaan nabi untuk berbeda dari orang-orang musyrik, antara lain adalah:
Pertama, Talbiyah. Dahulu kaum musrikin memasukkan unsur syirik dalam bertalbiyah. Mereka mengucapkan.
"...kecuali sekutu yang engkau miliki." Maka nabi mengesakan Tuhan dan menghapuskan unsur syirik dalam beribadah (HR Muslim).