Jumat 20 Sep 2024 18:46 WIB

Sukses Kurangi Bahan Perusak Ozon, Indonesia Hadapi Tantangan Baru Pemanasan Global

Ozon mempunyai peranan penting bagi kehidupan di bumi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Lubang ozon (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Lubang ozon (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahun warga Bumi memperingati Hari Ozon Internasional pada 16 September. Makna peringatan tersebut sangat penting untuk dipahami secara komprehensif, mengingat ozon yang berada di atmosfer mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan di bumi.

Indonesia sudah mengambil langkah-langkah signifikan untuk mengurangi penggunaan CFC (Chlorofluorocarbon) dan melindungi lapisan ozon. Kepala Subdirektorat Pengendalian Perusak Ozon KLHK Zulhasni mengatakan, Indonesia sudah meratifikasi tahun 1992 Konvensi Wina dan Protokol Montreal Konvensi Wina.

"Perlahan-lahan dari tahun 1992 itu kami mulai mengurangi penggunaan bahan perusak ozon. Dicarilah alternatif penggantinya, jadi sampai sekarang pun banyak yang sudah kami hentikan penggunaan bahan perusak ozon tersebut," kata Zulhasni di acara diskusi Lindungi Ozon, Kurangi Perubahan Iklim, Jumat (20/9/2024).

Zulhasni mengatakan Indonesia masih menggunakan HCFC sebagai bahan pendingin di AC dan lemari pendingin. HCFC (Hydrochlorofluorocarbons) merupakan senyawa kimia yang mengandung hidrogen, klorin, dan fluor. HCFC merupakan turunan dari CFC.

Ia menjelaskan lemari pendingin bukan hanya kulkas, tapi juga cold storage atau penyimpanan dingin yang banyak sekali diperlukan di bidang pertanian. Zulhasni mengatakan pemerintah Indonesia bersama dengan industri untuk mencari pengganti CFC.

"Jadi pabrik-pabrik AC itu sudah berganti, sekarang sudah menggunakan R32 atau difluoromethane. R32 itu tidak merusak lapisan ozon, tapi dia masih menyebabkan pemanasan global," kata Zulhasni.

Ia mengatakan sejauh ini Indonesia sudah tidak merusak lapisan ozon, tapi masih menyebabkan pemanasan global. Zulhasni mengatakan salah satu yang bisa dilakukan adalah mencegah freon terbuang atau terlepas ke lingkungan.

"Kalau dia tidak terlepas ke lingkungan, lingkungan akan baik-baik saja, dia tidak akan rusak. Jadi itulah yang kita coba lakukan, kampanyekan ke masyarakat bahwa pakai AC itu tidak haram. Tapi bagaimana kita memanfaatkan dengan bijak. Jadi ya itu, jaga supaya AC kita tidak cepat bocor," katanya.

Ia mengatakan salah satu cara agar AC tidak bocor adalah dengan rajin dibersihkan. Kemudian, tambahnya pemerintah juga mengkampanyekan agar pabrik AC tidak hanya memproduksi AC yang bebas bahan perusak ozon, tapi juga mendesain AC supaya hemat energi.

"Karena bagaimanapun penggunaan energi yang besar, itu juga menyebabkan dampak perubahan iklim juga jadi emisi gas rumah kaca juga makin naik juga," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement