REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permasalahan sampah di Jakarta merupakan tantangan besar yang perlu segera mendapat perhatian. Permasalahan serius yang harus segera diatasi adalah kapasitas pengolahan sampah yang ada tidak mampu mengimbangi jumlah sampah yang terus meningkat. Tantangan inilah yang ingin dijawab tim pengabdian masyarakat Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta dengan menghadirkan 'Bank IMAM'.
Kehadiran 'Bank IMAM' ditunjukkan saat melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan skema hibah program PKM Tahun 2024 dan didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). 'Bang IMAM' merupakan inovasi hasil kolaborasi antara tim peneliti UMB Jakarta dengan warga Kelurahan Meruya Selatan, yaitu penerapan sistem aplikasi digital Bank Sampah Unit (BSU) di wilayah kelurahan tersebut.
Melalui pendekatan Participatory Action Research (PAR) tim merancang desain sistem 'Bank IMAM'. Pelibatan masyarakat dilakukan melalui proses observasi, wawancara, berdiskusi bersama antara tim peneliti, perangkat kelurahan, serta warga, termasuk pengelola swadaya BSU dan nasabah.
Penghimpunan data melalui proses survei dalam menentukan dan memastikan konsep dan bentuk inovasi juga dilakukan, termasuk melakukan proses evaluasi dalam memastikan perancangan sistem yang tepat, sehingga dapat dipastikan implementasi 'Bang IMAM' dapat berhasil dimanfaatkan warga Meruya Selatan.
Lebih detil, dijelaskan Bank IMAM merupakan aplikasi berbasis mobile friendly website. 'Bank IMAM' memungkinkan pengelola bank sampah untuk merekam data sampah. Setiap jenis dan jumlah sampah yang dikumpulkan akan tercatat secara digital.
Melacak transaksi penukaran sampah dengan uang atau poin dapat dilacak dengan mudah. Membuat laporan, data yang terkumpul dapat diolah menjadi laporan untuk evaluasi dan perencanaan. Manfaat 'Bank IMAM' untuk masyarakat adalah meningkatkan kesadaran lingkungan.
Aplikasi ini mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan memilah sampah. Masyarakat dapat dengan mudah menukarkan sampah dan memantau saldo tabungannya. Bagi pengelola BSU, Bank IMAM menawarkan kemudahan dan fitur yang sangat berguna dalam pengelolaan data dan manajerial bank sampah.
"Saat ini Kelurahan Meruya Selatan memiliki banyak bank sampah unit yang masih menggunakan pencatatan secara manual," ungkap Lurah Meruya Selatan, Muchamad Ghufri Fatchani. Kini, tambahnya, dengan kehadiran aplikasi 'Bank IMAM' pengelola BSU dapat lebih mudah melakukan pencatatan dan pengelolaan yang lebih baik.
Wakil Rektor bidang Pembelajaran dan Ristek UMB Jakarta, Dr Erna Setiyani, menjelaskan inovasi hasil kolaborasi dosen akuntansi, manajemen, dan sistem informasi ini diharapkan akan dapat menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat Meruya Selatan. "Digitalisasi Bank Sampah ini diharapkan bisa mendorong kemajuan pengelolaan bank sampah yang telah diinisiasi masyarakat, sehingga persoalan pengelolaan sampah dan lingkungan bisa diselesaikan," ujar Erna.
Beberapa pengeloa BSU pun mengaku sangat terbantu. Waheni, pengelola BSU Bangkit Daya, penggunaan 'Bank IMAM' ini, warga bisa terbantu dan bank sampah dapat berkembang. Begitu pula dengan Rini, pengelola BSU Sumber Rejeki, sangat antusias mengimplementasikan aplikasi ini.