REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- China menegaskan dukungannya bagi negara Palestina yang merdeka dan menyatakan bahwa negara-negara tidak bisa menggantikan keadilan dengan kekuatan mereka. Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam pidatonya di Sidang ke-79 Majelis Umum PBB mengatakan bahwa Palestina adalah "luka terbesar" bagi hati nurani manusia.
"Cita-cita bangsa Palestina untuk mendirikan negara merdeka tidak boleh dihindari lagi, dan ketidakadilan historis yang diderita oleh rakyat Palestina tidak boleh diabaikan lagi," kata Wang Yi di Markar Besar PBB, New York, pada Sabtu (28/9/2024).
Dia pun menyoroti soal pertempuran terbaru yang pecah di Lebanon, di tengah konflik yang masih berlangsung di Jalur Gaza yang telah menyebabkan puluhan ribu korban. Pidato Wang kepada Majelis Umum PBB disampaikan di tengah serangan gencar Israel terhadap daerah kantong Palestina yang terkepung sejak 7 Oktober 2023.
Serangan Israel di Gaza telah mengakibatkan kematian lebih dari 41.500 warga Palestina. Israel juga mengintensifkan serangan udaranya di Lebanon dalam beberapa minggu terakhir, dengan menyasar daerah permukiman dan pasar. Serangan Israel telah menewaskan, antara lain, pimpinan kelompok Hizbullah Hassan Nasrallah pada Jumat (27/9).
Dukungan senjata dan diplomatik yang berkelanjutan dari AS dan sekutunya turut melanggengkan serangan Israel di Gaza dan Lebanon selama hampir satu tahun.
Indonesia juga mendorong negara-negara anggota PBB untuk mengakui negara Palestina, sebagai investasi untuk dunia yang lebih damai dan adil. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi pada Debat Umum High-Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-79.
Dalam pertemuan yang digelar pada hari Sabtu (28/9/2024) Retno juga mendorong negara-negara Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan konkret menghentikan pelanggaran hukum internasional oleh Israel dan kekebalan Israel dari hukum tersebut.
"Mandat DK PBB adalah untuk menciptakan perdamaian, bukan melanggengkan perang atau bahkan mendukung pelaku perang itu sendiri," kata Retno dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri, Ahad (29/9/2024).
Retno juga mendorong kepemimpinan tanpa hegemoni, yaitu suatu kepemimpinan global yang nyata dan memandu tindakan bersama dengan mendengarkan kepentingan semua pihak, memajukan kolaborasi dan harapan.
Dalam hal ini, Retno mengusulkan tiga prioritas kunci. Pertama, memajukan perdamaian melalui perdamaian yang inklusif. Kedua, memastikan masa depan yang berketahanan dengan tercapainya kesejahteraan bersama. Ketiga, membangun jembatan guna memastikan kolaborasi global.