REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Silvy Dian Setiawan
Peredaran minuman keras (miras) marak di DI Yogyakarta, baik di toko-toko atau outlet yang sudah memiliki izin untuk menjual minuman beralkohol tersebut, maupun di toko-toko yang tidak berizin. Bahkan, untuk mendapatkan miras saat ini tidak sulit. Sejumlah outlet bahkan terang-terangan menjajakan miras.
Begitu yang dikatakan salah satu warga Kabupaten Sleman, DIY yang meminta identitasnya tidak disebutkan. Sebut saja David (33 tahun) yang mengaku sangat mudah menemukan miras di DIY yang dikenal sebagai Kota Pendidikan ini.
Pria yang juga karyawan swasta di salah satu perusahaan swasta di Sleman itu mengaku sudah beberapa kali membeli miras di salah satu outlet yang ada di kawasan Kusumanegara, Kota Yogyakarta, DIY.
David mengaku membeli miras dalam jumlah yang tidak sedikit. Sebab, ia membelinya bukan untuk dikonsumsi sendiri, melainkan untuk kegiatan yang digelar kantornya.
“Beli karena ada event itu (kantor), karena ada (tamu) perwakilan dari Jepang dan biasanya mereka request alkohol,” kata David kepada Republika.
Ia sendiri tidak perlu bersusah payah mencari minuman beralkohol kesana-kesini. Bahkan, ia juga tidak harus datang langsung ke outlet untuk mendapatkan minuman beralkohol.
David cukup memesannya lewat platform yang sudah disediakan outlet minuman beralkohol lewat media sosialnya. “Di Instagramnya (outlet yang jual miras) itu sudah ada informasi bisa di mana saja ordernya, bisa lewat WhatsApp juga,” ucap David.
Bahkan, pembeliannya pun bisa dilakukan melalui aplikasi yang memberikan layanan dalam memudahkan pemesanan, seperti Gojek dan Grab. Dengan membeli di outlet yang ia tuju, David bahkan juga diberikan gratis ongkos kirim alias free delivery.
“Ada free delivery-nya, dan outlet-nya juga tidak hanya di Kusumanegara, tapi juga ada beberapa cabang lainnya,” jelasnya.
Jenis hingga merek minuman beralkohol di outlet tempat ia memesan juga terbilang cukup lengkap. Hal ini yang membuatnya sering melakukan pemesanan di outlet tersebut.
“Memilih outlet itu karena apa yang di-request lumayan lengkap,” kata David.
Tidak hanya itu, harga minuman yang ditawarkan juga bervariasi. Bahkan, harga terendah bisa mencapai Rp 40 ribu, hingga yang termahal bisa di atas Rp 3 juta.
“Biasanya kalau minuman impor lebih mahal, dan itu juga tergantung berapa lama disimpannya. Kalau makin lama (disimpannya) juga makin mahal,” ungkapnya.
Proses pemesanannya juga dimudahkan dengan adanya daftar harga yang diberikan outlet minuman beralkohol itu. David pun bisa melihat harga-harga sesuai anggaran yang diberikan kantornya untuk membeli minuman.
“Jadi lebih mudah karena sudah ada pricelist-nya, dan juga bisa dilihat ada stoknya atau tidak, tinggal dilihat di list yang dikasih ke kita. Kalau cocok tinggal transfer, barang langsung dikirim ke kita,” kata David.
Penelusuran Republika.. baca di halaman selanjutnya.