REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tiga kamp pengungsi Palestina di Lebanon terdampak serangan udara Israel ke negara tersebut sejak 7 Oktober 2024, demikian dilaporkan badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA.
"Tiga kamp pengungsi Palestina yang terdampak serangan udara pasukan Israel adalah Kamp Ein El Hilweh di dekat Sidon, Kamp El Bass di Tyre, dan Kamp Beddawi di utara Tripoli, Lebanon," demikian menurut UNRWA dalam laporannya terkait operasi tanggap darurat di Lebanon, Rabu.
UNRWA mengatakan bahwa pihaknya terpaksa menangguhkan sebagian besar operasinya di kawasan Tyre di Lebanon selatan karena semua staf UNRWA harus mengungsi atas alasan keamanan.
Walau demikian, badan PBB itu memastikan layanan air bersih dan sanitasi masih tersedia di kawasan itu meski terbatas.
"Tiga kamp pengungsi Palestina di Lebanon selatan dan satu kamp sejenis di Beirut hampir kosong karena ditinggalkan penghuninya yang mencari tempat aman dan perlindungan di lokasi lain," ucap UNRWA.
Sementara itu, UNRWA menyebut bahwa 12 tempat pengungsian darurat telah dibuka di Lebanon sejak 24 September setelah operasi tanggap darurat dimulai.
Namun, salah satu tempat pengungsian ditutup pada 7 Oktober, sehingga tempat pengungsian yang aktif saat ini hanya 11.
"Hingga 7 Oktober pula, tiga tempat pengungsian UNRWA telah mencapai kapasitas maksimumnya," tutur badan PBB itu.
UNRWA menyatakan bahwa pihaknya mencatat ada 4.570 pengungsi internal yang bertahan di tempat-tempat pengungsian UNRWA hingga 7 Oktober 2024.
Jumlah tersebut dipastikan akan terus bertambah.