Kamis 17 Oct 2024 04:04 WIB

Prof Abdul Mu'ti Geser Nadiem, Pakar: Tak Cuma Ganti Nama tapi Ideologi

Transisi kepemimpinan kementerian pendidikan dinilai membawa harapan baru.

Rep: MgRol153/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muti meninggalkan di Padepokan Garuda Yaksa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muti meninggalkan di Padepokan Garuda Yaksa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti menjadi salah satu tokoh yang akan mengisi kabinet pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto yang diberi nama Kabinet Merah Putih. Guru Besar UIN Jakarta ini akan diplot mengisi menteri pendidikan dasar dan menengah yang sebelumnya diisi oleh Nadiem Makarim. 

Pakar Pendidikan dari Universitas Ibn Khaldun Dr Rahmatul Husni mengungkapkan, penggantian menteri berlatar belakang Muhammadiyah tersebut bukan hanya perubahan dalam kepemimpinan, tetapi juga mencerminkan pergeseran dalam pendekatan dan ideologi dalam sistem pendidikan Indonesia.  "Pergantian ini bukan sekadar pergantian nama, melainkan juga ideologi,” ungkap Rahmatul Husni saat ditemui di Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).

Baca Juga

Menurut dia, transisi kepemimpinan kementerian pendidikan membawa harapan baru, sekaligus tantangan besar yang harus dijawab. Salah satu tantangan utama yang akan dihadapi oleh menteri baru adalah mempertahankan inovasi teknologi dalam pendidikan yang telah dicanangkan oleh Nadiem Makarim. Di sisi lain, penting bagi menteri baru untuk mengintegrasikan nilai-nilai adab dan pendidikan moral dalam sistem pendidikan.

"Di bawah kepemimpinan Nadiem, kita melihat banyak kemajuan dalam hal pemanfaatan teknologi untuk pendidikan. Namun, adab dan moral harus tetap menjadi landasan utama, terutama di negara yang kaya akan nilai-nilai budaya seperti Indonesia," jelasnya.

photo
Mendikbudristek Nadiem Makarim saat meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional di Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024). - (Republika/Ronggo Astungkoro)

Rahmatul juga menyoroti pentingnya kesinambungan kebijakan dalam dunia pendidikan. Menurut dia, setiap kali terjadi pergantian menteri, kebijakan pendidikan yang sudah diterapkan sebelumnya dirombak tanpa evaluasi yang jelas.

Menurut Rahmatul, hal tersebut mengakibatkan kebingungan di kalangan pendidik dan peserta didik. "Prioritas seharusnya adalah kesinambungan dalam penanaman adab dan perbaikan kualitas guru. Kita perlu konsistensi dalam kebijakan yang baik dan evaluasi yang terbuka.” tegas dia.

Ia juga mengingatkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengejar angka kelulusan semata, tetapi lebih dari itu. Menurut dia, pendidikan adalah tentang pembentukan karakter dan moral generasi penerus.

Dia menjelaskan, salah satu aspek yang perlu diprioritaskan oleh menteri baru adalah meningkatkan kualitas guru dan memperkuat pendidikan karakter di sekolah. "Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu, perbaikan kualitas guru harus menjadi prioritas utama,"ujar dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement