REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Senin (21/10/2024) menjadi hari pertama Presiden Prabowo Subianto resmi bekerja sebagai presiden Indonesia. Kemarin, Ahad, ia diucap sumpah dan dilantik bersama Wapres Gibran Rakabuming Raka, di dalam prosesi sidang MPR di Komplek Parlemen Senayan. Usai dilantik, sebagaimana lazimnya setiap Presiden, Prabowo membawakan pidato resmi perdananya.
Pidato tersebut berapi-api, dan mendapat sambutan hangat dari ratusan anggota MPR dan utusan negara sahabat yang datang. Secara sekilas ada dua kata yang nampak jelas ditekankan Prabowo dalam pidatonya kemarin. Dua kata itu adalah ‘berani’ dan ‘anak-anak’. Ini memang menjadi hal yang digarisbawahi oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.
Menarik kemudian untuk mencermati, penekanan-penekanan khusus dari pidato perdana tiap-tiap presiden yang dipilih langsung ini.
Pidato pelantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 20 Oktober 2004 adalah pidato pelantikan terpanjang bila dibandingkan dengan pidato pelantikan Joko Widodo dan Prabowo Subianto. SBY membacakan lebih dari 13 ribu karakter huruf atau lebih dari 1.800 kata dalam pidatonya selama sejam lebih itu. Di pidato tersebut, tampak SBY menekankan beberapa kata khusus, yang terlihat ia ulang-ulang. Beberapa kata itu seperti: ‘rakyat’ sebanyak 23 kali, kata ‘tantangan’ dan ‘ekonomi’ sebanyak delapan kali, lalu kata ‘persoalan’ sebanyak tujuh kali dan kata ‘bekerja’ sebanyak enam kali. Secara sengaja pula SBY menekankan kata ‘pemerintah akan’ sebanyak sembilan kali menegaskan hal-hal yang akan ia dan Wapres Jusuf Kalla lakukan bersama dengan Kabinet Indonesia Bersatu.
Pada 2014, giliran Presiden Joko Widodo berpidato usai diucap sumpah dan dilantik MPR pada tanggal yang sama. Pidato Presiden Jokowi lebih singkat daripada pidato Presiden SBY. Presiden Jokowi membacakan pidato yang terdiri atas 5.000an karakter, atau sekitar 700 kata. Pemilihan penekanan kata dan frasa tertentu pun berbeda. Presiden Jokowi didamping Wapres Jusuf Kalla, misalnya, gemar menggunakan frasa dan kata: ‘untuk bekerja’ ini muncul sebanyak lima kali, kemudian kata ‘gotong royong’ dan ‘kerja keras’ sebanyak tiga kali. Dilihat dari pemilihan kata-kata khusus, Presiden Jokowi ketika itu menunjukkan penekanan pada kata ‘bekerja’ yang muncul sebanyak 12 dan kata ‘kerja’ yang muncul empat kali dalam pidatonya, kemudian kata ‘samudra’ dan ‘air’ masing-masing empat kali.
Barulah kemarin, pidato Presiden Prabowo. Prabowo membacakan naskah pidato yang lebih panjang daripada Presiden Jokowi maupun Presiden SBY. Bahkan sempat disebutkan di sosial media bahwa Presiden Prabowo berpidato tanpa teks. Ini lazim dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia, Bung Karno yang memang orator sejati.
Pemilihan kata Prabowo sedari awal pidato sudah terlihat menyimbolkan latarbelakang dirinya yang prajurit TNI AD, mantan danjen Kopassus. Prabowo menggunakan frasa ‘kita harus berani’ sebanyak enam kali. Kemudian juga memilih frasa ‘anak-anak kita’ sebanyak empat kali, untuk menunjukkan salah satu program terpentingnya yakni makanan bergizi gratis untuk anak sehari sekali.
Dari aspek pemilihan kata, Prabowo juga menunjukkan tekanan lebih kuat dan khas, karena misalnya menggunakan kata ‘harus’ sebanyak 47 kali, kemudian kata ‘rakyat’ sebanyak 27 kali. Kembali kata ‘berani’ menjadi pilihan khusus karena muncul sebanyak 16 kali dan kata ‘anak’ muncul sebanyak 13 kali. Di samping itu, Prabowo juga menekankan kata ‘demokrasi’ sebanyak 12 kali, kata ‘bekerja’ sebanyak delapan kali, kata ‘air’ sebanyak tujuh kali. Hal khusus yang juga muncul berulang kali adalah kata ‘swasembada’ dan ‘pangan’ sebanyak enam kali.
Bagaimana menurut pembaca pemilihan frasa dan kata dari ketiga presiden Indonesia ini? Mana yang paling menarik dan menunjukkan kekhasan?