REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping dijadwalkan akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 BRICS di Kazan, Rusia pada 22-24 Oktober 2024. BRICS adalah kemitraan strategis multidisiplin yang berdiri di atas tiga pilar: politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, serta budaya dan hubungan kemanusiaan.
"Selama pertemuan puncak ini, Presiden Xi Jinping akan melakukan pertukaran pandangan yang mendalam dengan para pemimpin negara lain tentang lanskap internasional, kerja sama praktis BRICS, pengembangan mekanisme BRICS, dan isu-isu penting yang menjadi kepentingan bersama," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (21/10/2024).
Presiden Prabowo Subianto juga diundang untuk hadir dalam KTT tersebut. Tapi, urung hadir karena menangani transisi pemerintahan usai dilantik.
"Tahun ini menandai dimulainya kerja sama BRICS yang lebih besar. KTT ini adalah yang pertama setelah perluasan BRICS, yang menarik perhatian luas dari masyarakat internasional," tambah Lin Jian.
Sejak didirikan, menurut Lin Jian, BRICS mengikuti semangat keterbukaan, inklusivitas, dan kerja sama yang saling menguntungkan. "BRICS tetap fokus pada tujuan pendiriannya untuk mencari kekuatan melalui solidaritas, tetap berkomitmen untuk menegakkan multilateralisme serta menjadi kekuatan positif dan stabil untuk kebaikan dunia internasional," ungkap Lin Jian.
Lin Jian menyebut China siap bekerja sama dengan negara-negara lain untuk mengembangkan kerja sama BRICS yang lebih besar dan berkelanjutan. "Selain itu agar dapat membuka era baru bagi negara-negara berkembang untuk mencari kekuatan melalui solidaritas dan bersama-sama mempromosikan perdamaian dan pembangunan dunia," ungkap Lin Jian.