Jumat 01 Nov 2024 11:26 WIB

Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Utama Inflasi pada Oktober 2024 

Sejak September 2023 emas perhiasan terus mengalami inflasi hingga Oktober 2024.

Rep: Eva Rianti / Red: Gita Amanda
BPS mengungkap komoditas yang menjadi penyumbang utama terhadap inflasi bulan Oktober 2024 adalah emas perhiasan, (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
BPS mengungkap komoditas yang menjadi penyumbang utama terhadap inflasi bulan Oktober 2024 adalah emas perhiasan, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi pada Oktober 2024 yang mengalami kenaikan tipis sebesar 0,08 persen, mengakhiri tren deflasi sejak Mei 2024 lalu. BPS mengungkap komoditas yang menjadi penyumbang utama terhadap inflasi bulan Oktober 2024 adalah emas perhiasan, seiring dengan tren harga emas global yang terus meningkat. 

“Komoditas utama yang mendorong inflasi pada Oktober 2024 yaitu emas perhiasan. Harga emas di pasar internasional terus menunjukkan tren kenaikan, fenomen ini juga tergambarkan pada harga emas perhiasan di dalam negeri,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jumat (1/11/2024). 

Baca Juga

Amalia menyebut komoditas emas perhiasan sebagai salah satu komoditas dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang menjadi penyumbang utama inflasi pada Oktober 2024 sebesar 0,06 persen. 

“Secara historis, komoditas emas perhiasan mengalami deflasi lima kali di tahun 2022 dan tiga kali di tahun 2023. Tetapi sejak September 2023 komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi hingga Oktober 2024,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, BPS mencatat ada sembilan komoditas yang memberikan andil inflasi dominan pada Oktober 2024. Perinciannya yakni emas perhiasan (andil 0,06 persen), daging ayam ras (0,04 persen), bawang merah (0,03 persen), tomat (0,02 persen), nasi dengan lauk (0,02 persen), kopi bubuk (0,01 persen), minyak goreng (0,01 persen), sigaret kretek mesin (0,01 persen), dan telur ayam ras (0,01 persen). 

“Tujuh dari sembilan komoditas termasuk ke dalam golongan kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” kata Amalia. 

Amalia menuturkan, setelah mengalami deflasi sejak April 2024, kelompok makanan, minuman, dan tembakau kembali mengalami inflasi pada Oktober 2024 dan memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen.  

Hal yang sama ditujukan dari pola inflasi beberapa komoditas di kelompok tersebut, yakni komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras mengalami inflasi setelah beberapa bulan sebelumnya menjadi penyumbang utama deflasi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement