Jumat 01 Nov 2024 13:35 WIB

Korban Jiwa Banjir Spanyol Tembus 150 Orang Lebih

Banjir bandang ini menjadi banjir terburuk Spanyol dalam sejarah modern.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Orang-orang berjalan di jalan tertutup lumpur akibat banjir di Kota Picanya, Provinsi Valencia, Spanyol, 31 Oktober 2024.
Foto: EPA-EFE/MIGUEL ANGEL POLO
Orang-orang berjalan di jalan tertutup lumpur akibat banjir di Kota Picanya, Provinsi Valencia, Spanyol, 31 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Total korban jiwa dalam bencana banjir bandang di Spanyol mencapai 158 orang. Tim penyelamat masih mencari orang-orang yang dinyatakan hilang dalam bencana cuaca ekstrem terburuk di Eropa dalam lima dekade terakhir.

"Totalnya ada 158 orang yang akan ditambah puluhan dan puluhan orang lain yang hilang," kata Menteri Kebijakan Teritorial Angel Victor Torres dalam konferensi pers, Kamis (31/10/2024).

Torres memimpin kementerian yang mengelola kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai hubungan dan kerja sama dengan Komunitas Otonom dan dengan entitas-entitas yang mengintegrasikan Administrasi Lokal dan entitas terkait dengan organisasi teritorial negara dan Delegasi dan Sub-Delegasi Pemerintah di daerah-daerah dan provinsi-provinsi.

Bencana banjir bandang ini menjadi banjir terburuk Spanyol dalam sejarah modern. Meteorolog mengatakan perubahan iklim yang dipicu aktivitas manusia membuat peristiwa cuaca ekstrem semakin sering dan semakin menghancurkan. Pada tahun 2021 lalu 185 orang tewas dalam bencana banjir di Jerman.

Sebelum itu, banjir paling mematikan terjadi di Eropa ketika 209 orang tewas di Romania pada tahun 1970 dan hampir 500 orang di Portugal tahun 1967.

Wali Kota Valencia Maria Jose Catala mengatakan tim penyelamat menemukan delapan jenazah termasuk seorang petugas polisi setempat yang terjebak di sebuah garasi di La Torre. Sementara di pemukiman, seorang perempuan berusia 45 tahun juga ditemukan tewas di dalam rumahnya.

Ribuan orang dari La Torre membawa tas dan mendorong troli belanja berjalan menyeberangi jembatan yang melintasi Sungai Turia untuk menuju pusat kota Valencia. Mereka hendak mengumpulkan kebutuhan dasar seperti tisu toilet dan air.

Politisi oposisi menuduh pemerintah pusat terlalu lambat memperingatkan warga dan mengirimkan bantuan. Tuduhan ini mendorong Kementerian Dalam Negeri mengatakan pemerintah daerah yang bertanggung jawab atas kebijakan-kebijakan perlindungan sipil.

"Tidak akan ada korban jiwa bila peringatan dilakukan tepat waktu," kata seorang warga dan manajer pasar swalayan La Torre, Laura Villaescusa.

Wali Kota Paiporta yang terletak dekat Valencia, Maribel Albalat mengatakan warganya tidak mendapat peringatan banjir bandang. Ia mengatakan 62 orang tewas di kotanya.

"Kami menemukan banyak orang lanjut usia di dalam rumah mereka dan orang-orang yang hendak menuju kendaraan mereka, ini jebakan," katanya di stasiun televisi TVE.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement