Rabu 13 Nov 2024 17:22 WIB

Dirut PGE: Pengembangan Panas Bumi Vital dalam Kampanye Transisi Energi

Saat ini, pemanfaatan panas bumi di Indonesia masih rendah.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk mengatakan potensi panas bumi di Indonesia sangatlah besar.
Foto: Pertamina
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk mengatakan potensi panas bumi di Indonesia sangatlah besar.

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Direktur PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk, Julfi Hadi menyinggung besarnya potensi panas bumi di Indonesia. Pengembangan panas bumi sangat vital dalam kampanye dan upaya transisi energi.

Dari yang selama ini lebih banyak mengandalkan fosil, menuju energi baru terbarukan. Sayangnya, baru sedikit EBT atau dalam hal ini potensi geothermal yang digunakan. Ini menjadi konsen berbagai pihak, terutama PGE untuk terus melakukan akselerasi. Cadangan panas bumi Indonesia sekitar 24 gigawatt, atau 40 persen cadangan dunia.

Baca Juga

"Jika kita mengembangkan setengah dari cadangan ini saja, Indonesia dapat menjadi pusat energi hijau yang besar di dunia," kata Julfi saat berdiskusi di Paviliun Indonesia pada Conference of the Parties (COP) 29  di Baku, Azerbaijan, Rabu (13/11/2024).

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan saat ini baru 2597 megawatt atau 2,5 gw kapasitas terpasang geothermal di tanah air. Butuh percepatan untuk mengembangkan potensi ini. 

Apalagi, baik di level domestik maupun global, terus terdengar kampanye transisi energi. Indonesia sendiri memiliki target besar. Apalagi kalau bukan mencapai net zero emission di 2060 atau lebih cepat.

"Kalau geothermal ini terus kita kembangkan, kita bisa berhasil mencapai transisi energi. Artinya saat ini geothermal adalah satu-satunya energi terbarukan yang terbukti dikembangkan, dan kita harus percepat sekarang untuk bisa mencapai net zero di 2060," ujar Julfi.

Lalu tak kalah pentingnya, pengembangan Geothermal juga mendorong pertumbuhan PDB. Ia kembali mengulang pernyataannya di atas. Jika setengah saja kapasitas panas bumi Indonesia dioptimalkan, termasuk industri hilirnya, produk sampingannya, maka bisa mencapai pertumbuhan yang signifikan.

Percepatan pengembangan geothermal, lanjut Jufli, bersinergi dengan upaya mencapai swasembada energi. Pada saat yang sama, ada target lain yang dikejar. Itu terkait asa mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen.

"Potensi 24 gw itu besar sekali. Ada di mana-mana di seluruh  negeri. Yang terpenting adalah (pengembangannya) masuk akal secara ekonomi. Jadi kita pastikan geothermal dapat memberikan dorongan pada pertumbuhan ekonomi 8 persen di Indonesia," ujar Direktur Utama PGE ini.

Seperti sudah disebutkan, sumber daya industri hilir dan produk sampingan dapat mendukungnya. Bukan hanya untuk sisi ekonomi atau  transisi energi. "Pada dasarnya saat ini geopolitik dunia sedang dalam konflik. Mendapatkan keamanan energi sangat penting. Memiliki panas bumi akan memberi kita keamanan energi. Jadi ketiganya adalah masalah yang terintegrasi," tutur Julfi.

Terkait hal itu, PGE juga bersinergi dengan PT PLN (Persero) Tbk. Jika mereka membangun jaringan super yang menghubungkan lima pulau besar, maka Indonesia semakin memiliki ketahanan energi mumpuni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement