REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Ketegangan diplomatik seputar perubahan iklim akan menjadi fokus pertemuan G20 di Brasil pekan ini. Para negosiator Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29) di Baku, Azerbaijan mengatakan mereka berharap para pemimpin 20 perekonomian terbesar di dunia untuk memecah kebuntuan.
Para kepala negara tiba di Rio de Janeiro pada Ahad (17/11/2024). Mereka akan menggelar pertemuan G20 pada Senin (18/11/2024) dan Selasa (19/11/2024) untuk membahas masalah-masalah mulai dari kemiskinan dan kelaparan sampai reformasi institusi-institusi global.
Namun, kebuntuan negosiasi target pendanaan iklim di COP29 menarik perhatian dari pertemuan di Brasil. Dana iklim yang berasal dari negara kaya dan sektor swasta digunakan untuk membantu negara berkembang beradaptasi dengan perubahan iklim dan melakukan transisi ke energi bersih.
Negara-negara G20 menyumbang 85 persen dari ekonomi dunia dan merupakan kontributor terbesar bagi bank-bank pembangunan multilateral yang membantu mengarahkan pendanaan iklim. Mereka juga bertanggung jawab atas lebih dari tiga perempat emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.
"Semua negara harus ambil bagian, namun G20 harus memimpin, mereka penghasil emisi terbesar, dengan kapasitas dan tanggung jawab terbesar," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di COP29 pekan lalu.
Kesepakatan target pendanaan iklim diperkirakan akan sulit tercapai. Terutama setelah Donald Trump yang pernah menyebut perubahan iklim sebagai hoaks kembali terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Ia juga berjanji akan kembali menarik AS keluar dari Perjanjian Paris seperti yang ia lakukan di periode pertama.
Trump juga berencana membatalkan kebijakan-kebijakan iklim pemerintah Joe Biden yang menjadi presiden pertama AS yang berkunjung ke hutan hujan Amazon saat ia mampir sebelum ke pertemuan G20.
Pada Sabtu (16/11/2024), Kepala Badan Iklim PBB (UNFCCC) Simon Stiell menulis surat kepada para pemimpin G20. Ia memohon agar negara-negara G20 bertindak untuk memastikan kesepakatan target dana iklim.
Ia juga meminta pemimpin-pemimpin 20 perekonomian terbesar di dunia dana hibah untuk negara-negara berkembang dan memajukan reformasi bank-bank pembangunan multilateral. Namun, para diplomat yang terlibat dalam pertemuan Rio mengatakan perseteruan yang mengganggu COP29 sejak dimulai pekan alu merembet ke dalam negosiasi G20.